Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Sleman - PT Taman Wisata Candi Borobudur, Candi Prambanan dan Ratu Boko (Persero) akan mulai membuka operasional taman wisata candi untuk pengunjung pada 8 Juni 2020. Saat itu, para wisatawan yang datang wajib mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan untuk mencegah penyebaran virus corona.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Utama PT TWC Borobudur, Candi Prambanan dan Ratu Boko, Edy Setijono mengatakan salah satu standar operasional prosedur atau SOP yang diterapkan adalah memasang stiker kepada pengunjung. Pemasangan stiker ini dilakukan setelah petugas memeriksa suhu tubuh wisatawan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pemeriksaan suhu tubuh akan dilakukan bagi seluruh pengunjung taman wisata di setiap pintu masuk. Masing-masing pengunjung akan diberi stiker penanda suhu tubuh," kata Edy Setijono di Sleman, Minggu 24 Mei 2020. Stiker penanda suhu tubuh ini terdiri tiga warna, yakni hijau, kuning, dan merah.
Seorang petugas menyemprotkan cairan disinfektan di Candi Prambanan di Jawa Tengah, 17 Maret 2020. Sebanyak 55kasus terkonfirmasi baru COVID-19 dilaporkan di Indonesia, sehingga jumlah totalnya menjadi 227. (Xinhua/Mardi)
Wisatawan yang memiliki suhu tubuh di bawah 37,5 derajat celcius akan ditempelkan stiker warna hijau dan boleh masuk ke kawasan taman wisata candi. Wisatwan dengan suhu tubuh 37,5 sampai 37,7 derajat celcius mendapatkan stiker berwarna kuning. Dan pengunjung dengan suhu tubuh di atas 38 derajat celcius mendapatkan stiker berwarna merah.
Edy Setijono menjelaskan, pemberian stiker penanda suhu tubuh ini bukan untuk menciptakan ketakutan, melainkan memberi perhatian kepada wisatawan. Akan disediakan petugas yang memberikan edukasi bagi pengunjung yang memiliki stiker kuning. Pengunjung dengan stiker kuning juga dilarang berada di dalam rombongan. Dia harus berjalan sendiri saat masuk ke kawasan wisata candi.
Candi Ratu Boko Yogyakarta. Tempo/MUH SYAIFULLAH
Adapun wisatawan dengan stiker merah akan diarahkan ke klinik kesehatan dan mendapatkan pelayanan medis. Jika pengunjung tersebut datang sendiri, petugas akan mengarahkannya untuk pulang. Namun jika datang bersama rombongan, maka dia akan menunggu di klinik sampai rombongannya selesai berwisata dan dilarang masuk ke kawasan taman wisata candi.
Edi Setijono menambahkan, ketatnya protokol kesehatan yang harus dilaksanakan saat mulai beroperasi sesuai dengan arahan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Kementerian mensyaratkan setiap destinasi wisata menerapkan program CHS atau Cleanliness, Health, and Safety.
"Program ini penting karena wabah corona membuat perilaku manusia berubah," kata Edy Setijono. Masyarakat kini jauh lebih peduli terhadap faktor kebersihan, kesehatan, dan keamanan, termasuk saat berwisata.