Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Hal yang melatarbelakangi para abdi dalem di Keraton Yogya maupun Pura Pakualaman giat dalam pelayanan bahkan sampai usia senja tak lain karena semata keinginan mengabdi kepada raja. Lantas, bagaimana selama ini para abdi dalem itu menjaga kesehatan mereka?
Baca juga: Populer, Inilah Rizky, Abdi Dalem Cilik dari Keraton Yogyakarta
“Sehat atau tidak itu asalnya dari diri sendiri, bukan karena hal dari luar, termasuk dari pekerjaan,” ujar Sunarjo, 63 tahun, abdi dalem keraton Pura Pakualaman Yogya ditemui TEMPO pada Sabtu, 9 Februari 2019.
Pria yang sudah 32 tahun mengabdi di keraton Pura Pakualaman Yogya itu menutukan justru profesi kesehariannya sebagai abdi dalem yang menjaganya selama ini bisa tetap sehat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Menjadi abdi dalem itu membuat saya seperti rutin berolahraga, karena setiap pagi sampai siang selalu bergerak membereskan urusan pelayanan di komplek Puro,” ujar Sunarjo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pria bergelar Mas Wedono Wiro Pangarso atau komandan prajurit Pura Pakualaman itu mengaku sebagai abdi dalem, sejak pagi-pagi ia sudah datang ke Pura untuk melakukan pekerjaan yang menanti. Entah ikut bersih-bersih komplek, menyiapkan prosesi adat, hingga berlatih tugas keprajuritan. Pada tengah hari, Sunarjo pun pulang, berganti shif dengan abdi dalem lain.
Lingkungan Pura Pakualaman yang cukup luas membuat pekerjaan yang dilakukan seperti sedang olahraga di sebuah lapangan.
Sunarjo bersyukur, selama puluhan tahun menjadi abdi dalem, tak pernah terkena penyakit serius yang membuatnya keluar biaya.
Meskipun Pura Pakualaman telah membantu memfasilitasi semua abdi dalem dengan jaminan BPJS Kesehatan, namun Sunarjo hampir tak pernah mempergunakannya.
Ayah dua anak serta dua cucu itu mengaku jika kunci tetap sehat selain aktif bergerak juga selalu bersyukur dan nompo (menerima).
Sunarjo menuturkan profesi abdi dalem tak pernah ia pandang sebagai karir profesi yang membuatnya berpikir, berapa uang yang diperolehnya di akhir bulan. Apakah cukup atau kurang.
“Tak pernah ada pikiran berapa (uang) yang saya terima dari pekerjaan abdi dalem, kalau memang mau cari uang ya dari luar, cari sampingan,” ujar Sunarjo yang di sela profesi sebagai abdi dalem juga berjualan burung hias itu.
Warga ampung Harjowinatan Kota Yogya itu menuturkan, selama mengabdi sebagai abdi dalem juga tetap terpenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papannya.
“Saya [sebagai abdi dalem] diberi tempat untuk tinggal bersama keluarga oleh Pura Pakualaman di belakang komplek, makan juga selalu cukup,” ujarnya.
Baca juga: Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Naskah Kuno, Catat Tanggalnya