Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seleb

Alasan Wulan Guritno Terima Peran Utama di 'Perfect Dream'  

Wulan Guritno akhirnya menerima tawaran bermain di film "Perfect Dream" meski sebelumnya sudah berkomitmen akan menolak jadi peran utama di film.

3 Agustus 2016 | 14.14 WIB

Wulan Guritno berbincang dalam keterangan pers film terbaru "I am Hope" di Makassar, 25 Februari 2016.  Film ini berkisah tentang perjuangan penderita kanker. TEMPO/Sakti Karuru
Perbesar
Wulan Guritno berbincang dalam keterangan pers film terbaru "I am Hope" di Makassar, 25 Februari 2016. Film ini berkisah tentang perjuangan penderita kanker. TEMPO/Sakti Karuru

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Artis Wulan Guritno akhirnya mementahkan komitmen yang pernah diucapkan, yakni menolak menjadi peran utama dalam sebuah film karena aktivitasnya yang padat. Ia menerima tawaran untuk bermain di film Perfect Dream

Selain syuting, Wulan dikenal sebagai produser, memiliki bisnis, dan harus mengurus keluarga. Pertimbangan Wulan menerima tawaran bermain di film Perfect Dream adalah peran yang diberikan baru serta tantangan yang belum pernah dirasakannya.

"Saya tertarik bergabung di Perfect Dream karena penokohannya yang baru dan saya dapat pelajaran baru," ujar Wulan saat ditemui dalam konferensi pers film Perfect Dream di Pisa Kafe Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 2 Agustus 2016.

Menurut Wulan, selama ini film Indonesia nyaris tidak pernah mengangkat cerita drama dewasa yang membutuhkan penggalian akting. 

"Aku senang cerita ini diangkat. Karena kehidupan itu, kan, tidak hanya anak-anak atau remaja, tapi juga kehidupan manusia di usia 30-40 tahunan sampai tua," ujar pemenang Most Favorite Supporting Actress dalam MTV Indonesia Movie Awards 2007 untuk film Naga Bonar Jadi 2 ini.

Ia juga menilai film ini nantinya bisa jadi pembelajaran bagi setiap wanita yang memiliki mimpi menikah dan memiliki keluarga yang harmonis selamanya.

"Dia (tokoh yang ia perankan) mungkin punya trauma masa lalu dan punya gambaran keluarga yang harmonis, tapi sifat posesifnya malah membuat dia dalam masalah dan menjadi sumber konflik di keluarganya," tuturnya.

Meski memiliki cerita drama dewasa dan terkesan berat, Wulan mengatakan film ini akan dikemas dengan nuansa budaya pop sehingga mudah dicerna masyarakat umum.


 


"Di tangan Mas Hestu, bisa diangkat secara pop dan greget lengkap dengan cerita skandalnya. Mudah-mudahan bisa menggaet penonton sampai tembus 1 juta," katanya bersemangat melihat beberapa film Indonesia belakangan mampu menggaet jutaan penonton.

DINI TEJA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Aliya Fathiyah

Aliya Fathiyah

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus