Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seleb

Angelina Sondakh Benci Novel Baswedan dan Bambang Widjojanto, Tapi Itu Dulu...

Kasus korupsi Angelina Sondakh 10 tahun lalu menorehkan bekas, saat itu Bambang Widjojanto dan Novel Baswedan ada di KPK. Kini, ketiganya bertemu.

4 Februari 2023 | 11.11 WIB

Potongan video Angelina Sondakh, Novel Baswedan, dan Bambang Widjojanto. FOTO/Youtube/Novel Baswedan
Perbesar
Potongan video Angelina Sondakh, Novel Baswedan, dan Bambang Widjojanto. FOTO/Youtube/Novel Baswedan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pada video YouTube dalam kanal Novel Baswedan, Novel Baswedan bersama Bambang Widjojanto (BW) menghadirkan Angelina Sondakh (Angie) untuk berbincang mengenai kehidupannya yang sudah lebih baik dari sebelumnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Awalnya, Novel mengaku bahwa ia kerap berinteraksi dengan orang yang tersandung kasus korupsi. Namun, orang yang setelah menjalani hukuman, lalu berhijrah menjadi lebih baik, tidak banyak, salah satunya adalah Angie. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca: Angelina Sondakh dan Rahasia di Tangannya

Saat berbincang di depan Novel dan BW, ia mengaku merasa deg-degan atau menyebutnya dengan istilah “ngeri-ngeri sedap”. Sebab, sekitar 11-12 tahun lalu, ketika Angie terjerat korupsi, Novel merupakan penyidiknya, sedangkan BW sebagai mantan ketua KPK kala itu. "Dulu saya benci," kata Angelina Sondakh. Namun, berkat keduanya, Angie mengaku dapat berubah lebih baik seperti sekarang. 

“Bagian ‘sedap’ dari ‘ngeri-ngeri sedap’ adalah hikmah perubahan saya menjadi lebih baik,” ucap Angie. "Mengapa hukuman vonis saya lama," katanya, sambil tertawa.

Diketahui, Angie merupakan Putri Indonesia 2001 dan artis tanah air yang memilih terjun dalam dunia politik. Sebab, latar belakang keluarganya yang banyak berkecimpung dalam politik. Selain itu, ia memilih masuk dalam dunia politik lantaran pernah menjadi pembawa acara Who Wants to Be a President sehingga kerap bertemu ketua partai dan jajarannya.

Dari sini, ia ditarik untuk bergabung dalam Partai Demokrat menjadi anggota DPR Komisi X terkait bidang pendidikan. Tak hanya itu, Angie yang kala itu masih berusia sekitar 24-25 tahun memiliki mimpi besar menyelamatkan habitat orang utan di Kalimantan dan Sumatra. Ditambah pula dengan aktifnya Angie bergabung dalam komunitas lingkungan hidup sehingga semakin memantapkan dirinya untuk melaju di dunia politik. 

Angie mengaku ketika lima tahun pertama menjadi anggota DPR semua masih berjalan baik, tetapi setelah itu, mimpi terbesarnya menyelamatkan orang utan tidak tercapai. Meskipun, kala itu, petisi yang ia buat tentang mimpinya pernah dibawa sampai sidang paripurna, tetapi berakhir dengan diacuhkan. 

Selain sebagai politisi, Angie juga menjadi pendiri Women Act for Humanity and Environment. Di bidang olahraga, ia juga menjadi Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Catur Indonesia (Percasi) dan Pengurus Besar Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina). Ia pun mengaku lebih nyaman menggeluti hal tersebut daripada bermain catur dan tinju di dunia politik.  “Bermain catur dan tinju di dunia politik tidak ada aturan,” sambung BW.

Lebih lanjut, Novel bertanya mengenai perubahan Angie selama proses menjalani hukuman yang ternyata sampai dapat menghafal Al-Quran. Dahulu, Angie merasa bahwa ketika ia ingin mengatakan hal sebenarnya tentang kasus korupsinya, tetapi ia tidak memiliki ruang yang tepat. Sampai akhirnya, ia menyadari bahwa lebih nyaman mengaku dan mengadu semua hal kepada Allah karena modalnya pun hanya sajadah, air wudhu, dan mukena. 

Angie mengaku bisa menceritakan semua hal kepada Allah, tanpa ada judgment sehingga ia merasa nyaman dan mengantarkannya menemukan nur atau cahaya yang membuatnya menjadi dirinya sendiri. Ia melakukan itu semua tanpa perlu membuktikan dirinya salah atau benar. Sebab, semua hal tentang kebenaran hanya diatur dalam Al-Quran, firman Allah yang paling suci.

Saat Angelina Sondakh berada di titik terendah menjalani proses hukumannya, ia mengaku sangat membenci Novel Baswedan dan BW. Namun, pada titik tersebut, ia menulis nama-nama yang ia benci di sebuah kertas. Sebab, ia akan terus mengingat dan merangkai bahwa terkadang seseorang menemukan Allah dan berubah menjadi lebih baik dapat melalui orang yang mungkin awalnya ia benci pada awalnya. Angie pun sadar bahwa semua jawaban untuk menemukan Allah semasa hidupnya memang harus melalui pertemuannya dengan Novel dan BW dalam meja persidangan atas kasus korupsi yang menjeratnya.

RACHEL FARAHDIBA R 

Baca juga: 45 Tahun Kehidupan Angelina Sondakh, Lika-Liku Puteri Indonesia Hingga Terjun Dunia Politik

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus