Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Salah satu animator terkemuka Jepang dan juga salah satu pendiri Studio Ghibli, Isao Takahata meninggal pada usia 83 tahun. Isao meninggal di rumah sakit Tokyo setelah sekian waktu menderita kanker paru-paru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Isao Takahata merupakan partner dari Hayao Miyazaki, yang juga pendiri Studio Ghibli. Studio Ghibli merupakan sebuah perusahaan ikon di balik film-film hit seperti Spirited Away dan My Neighbor Totoro. Studio animasi ini mereka dirikan pada tahun 1985.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Studio Ghibli selama ini dikenal lantaran kualitas manga yang digambar dengan tangan dalam pembangkangan kreatif terhadap munculnya pembuatan film digital. Mereka pun menangani tema-tema kuat dari isu-isu lingkungan hingga perang.
Salah satu karya terbaik Takahata yang diapresiasi secara luas adalah Grave of the Fireflies, sebuah film tahun 1988 yang menggambarkan kisah emosional dua anak yatim piatu yang bertahan hidup di bulan-bulan terakhir Perang Dunia II.
Film yang sangat emosional ini, terinspirasi oleh pribadi Takahata saat melarikan diri dari serangan udara AS di kota Okayama yang menewaskan sekitar 1.700 orang.
Isao Takahata dibesarkan di kota tersebut antara tahun 1943 dan 1954. Ingatannya sebagai bocah lelaki berusia 9 tahun, melarikan diri dari bom tanpa alas kaki, serta menggunakan piyama dan menyaksikan tumpukan mayat, benar-benar tercermin dalam film tersebut. "Kami beruntung bisa keluar hidup-hidup," katanya kepada The Japan Times dalam wawancara 2015.
Film Takahata yang terbaru, The Tale of the Princess Kaguya turut membawanyamasuk dalam daftar nominasi Oscar pada 2014 untuk fitur animasi terbaik di Festival Film Cannes.
Isao Takahata lahir pada tahun 1935 di Prefektur Mie. Masa kecilnya erat dengan trauma masa perang. Dia kemudian lulus dari Universitas Tokyo bergengsi sebelum memulai karirnya dengan pekerjaan di Toie Animation studio pada tahun 1959.
Di tempat inilah ia bertemu dengan hayao Miyazaki. Keduanya lantas dikenal sebagai pasangan kawan dan juga pesaing satu sama lain. Keduanya meninggalkan Toie di awal 1970-an dan bekerja sama dalam serangkaian film, sebelum mendirikan Studio Ghibli.
Dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press, pada tahun 2015, Isao Takahata mengatakan semua ceritanya mendorong orang untuk menjalani hidup sepenuhnya dan tidak terhambat oleh masalah kecil. "Bumi ini adalah tempat yang baik, bukan karena ada keabadian," katanya. “Semua harus berakhir dalam kematian. Tetapi dalam satu siklus, berulang-ulang, akan selalu ada orang-orang yang datang setelah kita. ”
THE TELEGRAPH | JAPANTIMES