Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Aktris sekaligus penyanyi Dewi Yull berharap agar film Indonesia mulai dilengkapi dengan teks percakapan agar penyandang tuli dapat ikut menyaksikan dan mendukung film Indonesia. "Di perfilman nasional, adanya subtitle atau teks di film perlu diperjuangkan. Anak-anak saya yang tuli, lebih memilih untuk menonton film luar negeri karena ada teksnya, tapi film Indonesia tidak ada. Rasanya seperti menonton film tanpa suara," kata Dewi Yull dalam pembukaan Kompetisi TIK Secara Daring bagi Disabilitas Tingkat Nasional oleh Kominfo, Jumat 27 November 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia berharap, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika bisa menjembatani agar film Indonesia bisa lebih inklusif lagi untuk dinikmati. "Agar teman-teman tuli juga bisa mencintai film Indonesia," kata ibu yang memiliki dua anak tuli tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dewi memberikan dukungan kepada guru dan orang tua yang dikaruniai anak difabel. Ia berharap, guru dan orang tua tidak pernah lelah menyemangati, dan tidak perlu membedakan, serta lebih banyak mendengarkan. "Jangan pernah lelah beri semangat, tidak perlu membedakan, dengarkan apa mau mereka. Saya tidak membedakan, kalau mereka berprestasi, kita berikan apresiasi. Pun dengan kesalahan, kita boleh tegur," katanya.
Memiliki dua anak tuli tidak pernah dianggap Dewi sebagai suatu hal yang memberatkan hidupnya. Justru ia merasa kehadiran anak-anaknya, dengan kondisi apa pun, sebagai kado terindah dari Tuhan. Dewi Yull menganggap kekurangan yang terlihat merupakan kelebihan yang tersembunyi. "Tuhan itu adil dan penyayang. Teman-teman difabel itu peluangnya sama untuk meraih mimpi dan cita-cita setinggi langit. Mari dengarkan, apa yang mereka ingin harapkan. Dan orang tua, guru, percakapan jangan selalu searah," kata Dewi.
"Tetap semangat untuk para pendidik, orangtua. Terus berikan kasih sayang, mau mendengar, beri kesempatan untuk buktikan bakat yang belum tertampang," pungkasnya.
Baru-baru ini, anak bungsu Dewi yaitu Panji Surya Sahetapy lulus dari Associate of Science in Applied Liberal Arts -Immersions: ASL & Deaf Studies di New York, dengan gelar Cum Laude. Seperti sang ibu, selain berprestasi, ternyata Surya juga dikenal sebagai seorang aktivitis tuli. Lewat Instagram-nya, Surya kerap membagikan terkait bahasa isyarat.
Menteri Kominfo Jhonny G Plate mengatakan bahwa pemerintah selalu memberikan ruang dan kesempatan yang luas kepada kaum difabel untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas mereka. Kompetisi TIK secara Daring bagi Disabilitas Tingkat Nasional merupakan upaya Kementerian Kominfo dan BAKTI untuk memperluas kesempatan dan mengembangkan ekosistem digital yang lebih inklusif di Indonesia. "Terdapat ruang luas untuk memastikan akses digital yang setara untuk teman-teman difabel, agar mampu meningkatkan kapasitas dan kapabilitas mereka," kata Johnny.