Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Bette Nash, Pramugari Pemegang Rekor Karier Terlama di Dunia, Meninggal pada Usia 88 Tahun

Bette Nash bekerja sebagai pramugari sejak usia 21 tahun pada 1957, harga tiket pesawat saat itu hanya Rp193 ribu.

28 Mei 2024 | 08.00 WIB

Bette Nash, pemegang rekor pramugari yang berkarier paling lama di dunia setelah hampir 70 tahun bekerja, meninggal di usia 88 tahun (Instagram/@americanair)
Perbesar
Bette Nash, pemegang rekor pramugari yang berkarier paling lama di dunia setelah hampir 70 tahun bekerja, meninggal di usia 88 tahun (Instagram/@americanair)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Bette Nash, pramugari terlama di dunia, meninggal di udia 88 tahun setelah hampir 70 tahun mengabdi di dunia penerbangan. Maskapai penerbangan tempatnya bekerja, American Airlines, mengunggah pernyataan di X.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Kami berduka atas meninggalnya Bette Nash, yang menghabiskan hampir tujuh dekade dengan hangat merawat pelanggan kami di udara. Dia mulai bekerja pada 1957 dan memegang  Guinness World Records untuk pramugari terlama. Bette menginspirasi generasi pramugari. Terbang tinggi, Bette."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nash bekerja American Airlines selama 67 tahun dan tidak pernah secara resmi pensiun dari pekerjaaanya, menurut ABC News. Dia meninggal pada 17 Mei saat dalam perawatan rumah sakit setelah diagnosis kanker payudara baru-baru ini.

Mulai Berkarier di Usia 21 Tahun

Nash memulai karirnya saat berusia 21 tahun di Eastern Airlines, yang kemudian menjadi American Airlines. Dia mulai terbang ketika harga tiketnya hanya $12 atau sekitar Rp193 ribu dan jadwalnya ditulis di papan tulis. Nash biasa terbang bersama keluarga Kennedy dan menyajikan lobster serta daging berukir di piring-piring. 

Pada 2022, ia memperoleh gelar Guinness World Records sebagai pramugari terlama di dunia. Dia paling lama bekerja di rute New York-Boston-Washington D.C supaya dia bisa pulang setiap malam untuk merawat putranya, yang menderita Down syndrome. 

Dia pernah bercerita tentang kariernya di masa-masa awalnya bekerja. Hal paling tak terlupakan, kata dia, adalah tentang tinggi badan dan berat badan. 

"Anda harus memiliki tinggi badan tertentu, Anda harus memiliki berat badan tertentu. Dulu itu sangat buruk. Berat badanmu bertambah beberapa kilogram, dan kamu harus terus menimbang dirimu sendiri. Dan kemudian, jika kamu tetap seperti itu, mereka akan mengeluarkanmu dari daftar gaji," kata Nash.

Ramah pada Pelanggan

Selama bertahun-tahun, Nash menjalin hubungan jangka panjang dengan pelanggan pesawat. Salah satu pelanggan tetapnya, Simon Johnson, mengatakan kepada MailOnline pada 2017 bahwa hal yang menakjubkan dan mengesankan tentang Nash adalah cara dia menghangatkan seluruh pesawat.

"Anda berjalan, lalu bertemu dengannya, dia tahu namamu, dia ingat percakapannya denganmu kemarin atau minggu lalu atau sebulan yang lalu," kata dia. 

Sepanjang karier sebagai pramugari, Nash melihat perubahan besar dalam industri penerbangan, termasuk dampak deregulasi, revolusi komputer, dan peningkatan langkah-langkah keamanan yang mulai berlaku setelah serangan teroris 11 September pada tahun 2001. Dia juga melihat penerbangan menjadi semakin mudah diakses setelah boomingnya perjalanan udara komersial pada tahun 1950-an. Dia juga jadi saksi layanan penumpang jet dimulai di AS dengan kedatangan pesawat Boeing 707 dan Douglas DC-8.

DAILY MAIL | INSIDER | ABC NEWS | PEOPLE 

Mila Novita

Mila Novita

Bergabung dengan Tempo sejak 2013 sebagai copywriter dan menjadi anggota redaksi pada 2019 sebagai editor di kanal gaya hidup. Kini menjadi redaktur di desk Jeda yang meliputi gaya hidup, seni, perjalanan, isu internasional, dan olahraga

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus