Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Wabah virus corona COVID-19 membuat sebagian besar hotel di Hong Kong mengalami situasi yang sangat kritis. Situasi ini dianggap lebih buruk dibandingkan wabah sindrom pernapasan akut berat pada 2003.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Situasi kritis itu dinyatakan oleh Federasi Pemilik Hotel Hong Kong (FHKHO), dalam laporan South China Morning Post, Rabu, 19 Februari 2020. FHKHO memiliki 86 anggota, yang menjalankan sekitar 200 hotel serta mempekerjakan sekitar 80.000 orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Sangat sedikit kamar yang diambil sehingga anggota kami tidak lagi mengukur tingkat hunian berdasarkan persentase. Tetapi dengan jumlah kamar," kata Direktur Eksekutif FHKHO, Michael Li Hon-shing.
Li menjelaskan, saat ini banyak pegawai hotel yang bekerja penuh waktu mengambil cuti tanpa bayar. "Saya tidak akan terkejut melihat bisnis tutup berikutnya. Pada Februari dan Maret akan menjadi periode kritis bagi hidup dan mati," ujarnya.
Langkah yang dilakukan untuk meringankan beban industri adalah membebaskan pemilik dari membayar tarif dan sewa dari pemerintah selama satu tahun. Michael Li Hon-shing pun mendesak Sekretaris Keuangan Hong Kong Paul Chan Mo-po terkait langkah tersebut. Dan, menawarkan konsesi pajak serta subsidi tunai satu kali dalam anggarannya untuk pekan selanjutnya.
Sejak wabah virus corona, angka kedatangan wisatawan ke Hong Kong terus melambat menjadi rata-rata 3.000 per hari. Bila dibandingkan pada Februari tahun lalu, ada 200.000 wisatawan.
Angka 3.000 wisatawan per hari itu dianggap lebih buruk dibandingkan puncak wabah SARS pada Mei 2003, menurut Badan Pariwisata Hong Kong. Saat wabah SARS itu, rata-rata 10.000 orang mengunjungi Hong Kong setiap hari, hunian pun tetap dalam hitungan dua digit. Sedangkan saat ini, sebagian besar hotel mencatat hunian satu digit.
Menurut Li wabah virus corona itu menambah penurunan pariwisata sejak Juni tahun lalu ketika marak protes anti-pemerintah. Tarif kamar hotel dan hunian terkena dampak pada Desember. Kemudian, turun lebih dari 40 persen- hitungan tahun ke tahun (YoY).
Bisnis hotel di Hong Kong terpuruk karena kunjungan wisatawan menurun tajam. Foto: @anniesbucketlist
"Pendapatan per kamar yang tersedia, patokan untuk kemungkinan hotel mendapatkan keuntungan, anjlok hampir 60 persen," katanya.
Laporan Express menjelaskan, bahwa 47 negara telah mengeluarkan saran perjalanan (travel advisories) untuk kunjungan ke Cina Daratan. Dari seluruh jumlah tersebut, 28 negara, juga menganjurkan hal yang sama untuk Hong Kong.
SOUTH CHINA MORNING POST | EXPRESS