Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seleb

Budi Anduk dalam Kenangan, Suami Takut Istri

Di puncak kepopulerannya, banyak orang yang ingin dekat dengan Budi, termasuk wanita-wanita cantik.

11 Januari 2016 | 18.30 WIB

Pelawak Budi Anduk mencium tangan ibunya Marice di rumahnya kawasan Pondok Gede, Jakarta. Budi Anduk yang lahir dengan nama Budi Prihatin lahir di Jakarta pada 8 Februari 1968. Nama Budi Anduk menempel pada dirinya sebagai julukan dari teman-temannya kare
Perbesar
Pelawak Budi Anduk mencium tangan ibunya Marice di rumahnya kawasan Pondok Gede, Jakarta. Budi Anduk yang lahir dengan nama Budi Prihatin lahir di Jakarta pada 8 Februari 1968. Nama Budi Anduk menempel pada dirinya sebagai julukan dari teman-temannya kare

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia kehilangan salah satu sosok komedian dengan gaya tawa yang khas dan memanggil orang dengan sebutan "coy". Komedian Budi Anduk meninggal akibat penyakit paru-paru di Rumah Sakit Harapan Kita, 11 Januari 2016.

Kesuksesan Budi Anduk tidak diraih dalam sekejap. Dia benar-benar merintis karier dari bawah. Di puncak ketenarannya, Budi memiliki banyak penggemar. Wanita-wanita cantik juga mendekati dan menggodanya. "Buta kali ya mata mereka," kata Budi Anduk dalam sebuah wawancara dengan Tabloid Bintang Indonesia pada Maret 2009.

“Ya sekali-dua kali sering juga ada cewek SMS. Awalnya ngajak kenalan. Saya enggak tahu dapat nomor dari mana. Minta traktir, ngajak jalan. Ane becandain minta lebih, eh dia nya mau. Nah ane yang blingsatan kalau sudah kayak gitu. Badan malah jadi keringat dingin," kata pria kelahiran Bekasi, 8 Februari 1968 ini.

Budi Anduk tidak menampik mengagumi wanita cantik. Pikiran nakal pun kerap mampir. "Namanya laki-laki. Ane enggak mau dibilang munafik. Ane juga sering nglirik kalau ada wanita cantik. Tapi, sumpah kalau untuk poligami ane enggak kepikiran. Ane takut sama istri. Sementara ini sih begitu, enggak tahu dah besok, mudah-mudahan sih masih sama," ujar Budi dengan nada berkelakar.

Buat Budi Anduk, Neneng Nurhayati, wanita yang dinikahi Mei 2007, tetap yang terbaik. "Istri mau sama ane sejak zaman susah. Masak sekarang ane senang, lupa sama dia," kata Budi. Sayang pasangan ini belum beruntung. Hingga akhir hayatnya Budi belum juga dikaruniai anak. 

Meski begitu, Budi tidak pernah berpikir untuk mendapat anak dari perempuan lain. "Dulu dia ane jajanin gorengan saja sudah senangnya minta ampun. Jelas beda kadarnya sama cewek yang menggoda ane sekarang. Mereka kan tahunya ane sudah senang. Ane beliin tempe goreng, mana mau?" katanya.

TABLOIDBINTANG.COM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Suseno

Suseno

Lulus dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia pada 1998. Bergabung dengan Tempo sejak 2001. Saat ini menempati posisi redaktur di desk Hukum dan Kriminal. Aktif juga di Tempowitness sebagai editor dan trainer.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus