Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Beijing, Cina, mengkhawatirkan merebaknya virus corona dari pasar-pasar. Beberapa wilayah di ibu kota Cina tersebut telah dikunci setelah lebih dari 50 hari, tak dilaporkan adanya virus corona gelombang kedua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut pejabat setempat, sebagaimana dilaporkan BBC, wabah tersebut dikaitkan dengan pasar grosir terbesar di kota itu. Sebanyak 45 orang dari 517 yang diuji di pasar Xinfadi dinyatakan positif untuk Covid-19, menurut seorang pejabat distrik. Mereka yang diuji positif virus corona tidak ada yang menunjukkan gejala.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lockdown telah diberlakukan di 11 lingkungan, sementara 10.000 staf pasar akan diuji. Pihak berwenang juga ingin menguji semua orang yang baru-baru ini melakukan kontak dengan pasar, serta mereka yang tinggal di distrik sekitarnya.
Ini adalah kasus baru pertama yang dikonfirmasi di Beijing setelah lebih dari 50 hari.
Apa yang kita ketahui tentang kasus baru? Pasar Xinfadi di barat daya distrik kota Fengtai ditutup pada dini hari Sabtu, 13 Juni 2020, setelah dua orang yang baru-baru ini mengunjungi pasar dilaporkan memiliki Covid-19.
Tes di pasar kemudian menunjukkan 45 orang memiliki virus. "Sesuai dengan prinsip mengutamakan keselamatan massa dan kesehatan, kami telah mengadopsi langkah-langkah penguncian untuk pasar Xinfadi dan lingkungan di sekitarnya," Chu Junwei, seorang pejabat distrik.
Distrik tersebut kini dalam "mode darurat masa perang", tambahnya. Ratusan polisi militer telah memasuki fasilitas yang sekarang terkunci. Jaringan transportasi dan sekolah terdekat telah ditutup.
Beijing telah membatalkan beberapa kegiatan olahraga dan fasilitas publik utama ditutup kembali.
Kini terdapat kekhawatiran gelombang kedua virus di ibu kota Cina itu, setrutut BBC. Wabah virus corona di Cina dikendalikan melalui beberapa tindakan penguncian paling ketat di dunia, setelah penyakit itu terdeteksi di kota Wuhan.
Virus corona di Wuhan sejak Januari lalu, mengakibatkan lebih dari 4.600 orang di Cina telah kehilangan nyawa, dan sekitar 426.000 kematian di seluruh dunia, menurut Universitas Johns Hopkins.
Pejabat Cina tidak yakin bagaimana pasar grosir besar Xinfandi - yang memasok 80 persen sayuran dan daging untuk Beijing - telah menjadi sumber wabah virus corona baru.
Warga memakai masker mengendarai skuter dan berjalan kaki setelah wabah penyakit virus Corona (COVID-19), di Beijing, Cina 30 Maret 2020. [REUTERS / Carlos Garcia Rawlins]
Dalam beberapa bulan terakhir, strategi pemerintah Cina adalah mengisolasi seluruh kota di mana kelompok virus mulai menginfeksi.
Hal ini tampaknya berhasil tetapi mengunci seluruh Beijing, pada saat ketika darurat virus telah dikendalikan, bukan sesuatu yang mereka ingin lakukan dengan tergesa-gesa.