Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Desa Hantu di Cina, Rumah-rumah Ditumbuhi Tanaman setelah Ditinggal Penduduk

Houtouwan di Pulau Shengshan, Cina, ditinggalkan penduduknya pada 1990-an karena terpencil, dulunya ini desa nelayan.

15 Agustus 2023 | 23.00 WIB

Houtouwan di Pulau Shengshan, Cina (tangkapan layar)
Perbesar
Houtouwan di Pulau Shengshan, Cina (tangkapan layar)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah desa terbengkalai di Cina telah menarik perhatian dunia dan menjadi daya tarik wisata tanpa diduga. Desa kecil ini berada di sebuah pulau, uniknya rumah-rumahnya ditumbuhi tanaman hingga terlihat seperti hutan dari kejauhan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Houtouwan di Pulau Shengshan, bagian dari Kepulauan Shengsi Cina, terlihat seperti cerita dari dongeng. Bekas desa nelayan ini secara resmi dikosongkan pada 2002.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Desa ini pernah menjadi tempat yang makmur dan memiliki lebih dari 3.000 penduduk pada 1980-an. Penduduk Houtouwan hidup makmur untuk sementara waktu, tetapi bertahun-tahun kemudian komunitas nelayan tidak dapat mengimbangi persaingan yang semakin ketat di dekat Shanghai. 

Bertahun-tahun kemudian, rumah-rumah kosong di lokasi tebing telah berlaih fungsi sebagai tempat tumbuhnya tanaman hijau yang subur, menciptakan efek mempesona. Sebagian dinding atau atapnya telah runtuh. 

Kini penduduk desa ini kurang dari selusin. Tapi mereka tidak lagi memancing, melainkan penjual air.

Foto-foto desa terbengkalai ini viral pada 2015 hingga dijuluki desa hantu misterius. Tapi gara-gara foto itu, tempat ini pun jadi perhatian. Banyak wisatawan menelepon pemerintah setempat. Tapi sayangnya tempat itu belum memenuhi syarat sebagai destinasi wisata sehingga belum dibuka untuk umum. 

Namun, pada 2017 kawasan tersebut mulai dipersiapkan untuk wisatawan dan platform tontonan dibuka untuk melihat sekilas desa.

Turis juga dapat mendaki di sekitar Houtouwan tetapi tidak diizinkan memasuki rumah kosong karena banyak bangunan yang tidak aman. Pada 2021, 90.000 turis mengunjungi desa tersebut. 

Desa ini hanya berjarak sekitar 40 mil dari Shanghai sehingga sering dipilih sebagai lokasi perjalanan akhir pekan yang populer dari Cina. Mayoritas wisatawan berkunjung di musim panas karena saat itulah pemandangan paling mencolok dengan tanaman hijau yang mekar penuh.

Mila Novita

Mila Novita

Bergabung dengan Tempo sejak 2013 sebagai copywriter dan menjadi anggota redaksi pada 2019 sebagai editor di kanal gaya hidup. Kini menjadi redaktur di desk Jeda yang meliputi gaya hidup, seni, perjalanan, isu internasional, dan olahraga

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus