Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kini ada beragam tema desa wisata. Ada yang mengunggulkan potensi pertanian, peternakan, kesenian, kerajinan, kuliner, dan lainnya. Di Purbalingga, Jawa Tengah, ada satu desa yang mengangkat tema yang unik sekaligus membangun sarana agar tema di desa wisata itu bisa berkelanjutan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Desa wisata itu adalah Desa Sidareja di Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Adalah Slamet Santosa bersama rekannya Gita Yohanna Thomdean yang mendorong tema desa wisata tersebut. Pada Rabu, 9 September 2020, mereka membuka desa wisata berupa Desa Kartun atau Cartoon Village dan Sekolah Kartun Kie Art atau Kie Art Cartoon School di Desa Sidareja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Saya tertantang karena setiap desa di Purbalingga punya desa wisata, tapi Desa Kartun Sidareja lain daripada yang lain," kata Slamet Santosa yang juga pegiat seni. Meunrut dia, gagasan untuk membuat Desa Kartun dan Sekolah Kartua Kie Art sudah ada sejak dua tahun lalu. "Kami ingin mengangkat budaya desa lewat kartun yang familiar dengan generasi muda."
Penduduk desa, terutama anak-anak yang tertarik untuk menggali ilmu di bidang kartun dapat mengikuti pelajaran di Sekolah Kartun Kie Art secara cuma-cuma. Slamet mengatakan ada sekitar 90 siswa kelas satu sampai kelas lima sekolah dasar yang mengikuti pelajaaran di Sekolah Kartun Kie Art. "Mereka belajar tentang kartun sampai lukisan, kami sudah punya kurikulumnya," kata dia.
Seorang remaja membuat mural pada dinding rumah di Desa Sidareja, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah pada Rabu, 9 September 2020. Foto: Antaranews
Gita Yohanna Thomdean menambahkan Sekolah Kartua Kie Art memiliki peran penting untuk keberlanjutan Desa Kartun di Sidareja. "Sekolah ini adalah fondasi yang energinya berasal dari anak-anak muda desa," katanya. Mengenai kurikulum, Gita menjelaskan, anak-anak akan berlatih dasar-dasar menggambar, seperti mencari ide, menuangkannya pada goresan, hingga akhirnya maju dalam kompetisi nasional maupun internasional. "Durasi belajarnya selama delapan bulan," katanya.
Adapun Desa Kartun Sidareja, menurut Gita, menargetkan kunjungan dari wisatawan. "Tempat ini tidak hanya instagramable juga memiliki nilai edukatif," katanya. Pengunjung yang datang ke Desa Wisata Sidareja akan menikmati berbagai seni berupa mural, lukisan, maupun gambar kartun yang memuat kisah di desa tersebut. Semua karya seni itu adalah hasil karya anak muda di sana.
Terdapat 88 rumah penduduk yang akan digambar mural oleh anak-anak. Ada delapan kartunis dari berbagai daerah yang memberikan dukungan dalam mengembangkan Desa Kartun dan Sekolah Kartun di Sidareja. Para kartunis akan mengirimkan sketsanya dan berkolaborasi dengan seorang muralis, Irwan Guntarto, untuk diaplikasikan bersama 15 anak Desa Sidareja.
Kehadiran Desa Kartun dan Sekolah Kartun Kie Art mendapat sambutan dari Pemerintah Desa Sidareja dan penduduk setempat. Sekretaris Desa Sidareja Wasis Wangsa Wijaya berharap Kie Art Cartoon School dapat memberikan aktivitas berbeda bagi anak-anak ketimbang sibuk bermain gawai.
Seorang remaja desa Pandu Wicaksono mengatakan pembelajaran di Sekolah Kartun Kie Art mampu melatih kemampuannya dalam melukis. "Saya bisa mengasah keterampilan melukis dan dipercaya melukis mural tentang anak-anak yang sedang bermain permainan tradisional," katanya.