Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Wisatawan dan masyarakat diminta tetap waspada potensi bahaya letusan Gunung Merapi meski saat ini musim kemarau membuat kawasan sekitar lereng diselimuti cuaca cerah. Apalagi, selama dua hari terakhir, Gunung Merapi tampak lebih intens mengeluarkan guguran lava pijar lebih dari 100 kali. Atau persisnya sebanyak 116 kali dari 26 hingga 27 Juli pukul 18.00.WIB
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Jarak maksimal luncuran lava pijar itu 1.500 sampai 2.000 meter ke arah Kali Bebeng dan Kali Boyong," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta (BPPTKG) Yogyakarta Agus Budi Santoso, Kamis, 27 Juli 2023.
Status Gunung Merapi Sampai Akhir Juli 2023
BPPTKG Yogyakarta menyatakan status Gunung Merapi hingga akhir Juli 2023 ini masih Siaga atau Level III. Status itu belum diturunkan sejak mengalami erupsi pada 5 November 2020 silam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Meski luncuran lava pijar intens puluhan kali setiap hari, awan panas guguran Merapi sendiri terpantau terakhir meluncur pada 5 Juli 2023 lalu sebanyak satu kali dengan jarak luncur 2700 meter ke barat daya Kali Bebeng. Hujan abu tipis dilaporkan terjadi di kawasan Selo Boyolali saat itu.
Bentuk Potensi Bahaya Gunung Merapi
BPPTKG Yogyakarta menyatakan potensi bahaya Merapi saat ini masih berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer. Sedangkan pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer.
"Jika terjadi lontaran material vulkanik saat letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak, sehingga masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya itu," kata dia.
Pilihan Editor: Seberapa Aman Berwisata ke Sekitar Gunung Merapi?