Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Jero Happy Salma Wanasari atau yang lebih populer dengan nama Happy Salma merupakan artis multitalenta. Perempuan kelahiran 4 Januari 1980 ini memulai karir di dunia hiburan sejak 1998. Saat ini, Happy Salma lintas profesi, dengan menjadi seorang produser pertunjukkan teater dan pengusaha perhiasan, selain tetap berlakon di beberapa film.
Awal karirnya dimulai dengan mendalami dunia peran sebagai aktris yang memerankan banyak judul sinetron. Di tengah kesibukan membintangi puluhan sinetron, Happy Salma justru menemukan ketertarikannya, yakni dunia sastra. Happy Salma sangat serius menggeluti dunia sastra, ditandai dengan keberhasilannya menorehkan banyak karya. Beberapa judul buku yang berhasil ditulis dan diterbitkannya antara lain dua buku kumpulan cerpen berjudul Pulang (2006) dan Telaga Fatamorgana (2008)
Selain itu, Happy Salma juga sempat berkolaborasi dengan beberapa penulis menghasilkan karya, mulai dari cerita pendek (cerpen) hingga novel. Hasil karya kolaborasinya menulis cerpen antara lain, Titian: Antologi Cerita Pendek Kerakyatan (2008), Lobakan: Antologi Cerita Pendek (2009), 24 Sauh Kolaborasi Cerpen (2009), dan Dari Murai Ke Sangkar Emas (2009).
Selain cerpen, Happy juga menulis novel kolaborasi bersama Pidi Baiq, berjudul Hanya Salju dan Pisau Batu (2010). Pada 2015, Happy Salma menulis dan menerbitkan buku biografi kreatif Desak Nyoman Suarti “The Warrior Daughter”.
Tidak berpuas diri, Happy Salma juga menggeluti dunia seni teater. Penampilan pertamanya dalam teater dimulai pada 2007 dengan membintangi pentas ‘Nyai Ontosoroh’ sebagai Nyai Ontosoroh. Dua tahun kemudian, tepatnya pada 2009, Happy Salma ikutserta mementaskan teater monolog bertajuk “Ronggeng Dukuh Paruk”. Penampilan tersebut dipentaskan di beberapa tempat, mulai dari Amsterdam, Swiss, dan Taman Ismail Marzuki.
Tak hanya itu, Happy Salma juga terlibat dalam pentas teater lainnya, diantaranya “Jabang Tetuko” (2011), “Java War “Opera Diponegoro” (2011), “Monolog Inggit” (2011 – 2014), “Roro Mendut” (2012), “#3Perempuanku, Bukan Bunga Bukan Lelaki” (2015). Happy Salma kerap berperan sebagai Nyai Ontosoroh antara lain bertajuk “Bunga Penutup Abad” (2016 – 2017).
Kecintaannya dengan dunia teater dan sastra akhirnya mendorong Happy Salma mendirikan Yayasan Seni dan Budaya Titi Mangsa (Titimangsa Fondation). Yayasan ini memproduksi pentas besar, salah satunya pada 2019 berhasil mementaskan ‘Nyanyi Sunyi Revolusi” dan “Cinta Tak Pernah Sederhana”. Ia pun berperan di film Ali & Ratu Ratu Queens bersama Iqbaal Ramadhan dan Nirina Zubir.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca: Siasat Happy Salma Berteater di Masa Pandemi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini