Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menyantap kuliner lokal, menyaksikan lanskap indah, wisata kian lengkap bila dilanjutkan dengan menyaksikan atraksi budaya atau festival. Menikmati festival menjadi cara untuk menciptakan ikatan yang kuat antara wisatawan dengan destinasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada musim dingin, Kota Harbi di Cina, menggelar festival salju dan es yang disebut-sebut terbesar di dunia. Dalam perhelatan itu, salju dan es hadir dalam bentuk istana, patung, hingga wahana permainan. Sementara menjelang Imlek, warga Taiwan menggelar festival lampion, berharap tahun yang lebih baik. Sementara di benua Amerika, terdapat Mardi Gras dan Festival Rio de Janeiro yang eksotik. Berikut festival dunia yang memeriahkan 2020, di negeri yang memiliki lanskap indah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Festival Holi, India
Holi disebut juga festival warna, merupakan perhelatan yang dihelat untuk menyambut musim semi. Festival ini dihelat oleh umat Hindu di India, Nepal, Bangladesh, dan negara-negara dengan komunitas Hindu, seperti Suriname, Guyana, Afrika Selatan, Trinidad, Britania Raya, Indonesia, Mauritius, dan Fiji.
Sejumlah pemuja berlumuran bubuk pewarna menari bersama saat ikuti Festival Holi di Chandigarh, India, 20 Maret 2019. Akar mitologis Akar festival ini terletak pada legenda Hindu Holika, iblis perempuan, dan saudara perempuan iblis, Raja Hiranyakashayap. Hiranyakashayap percaya bahwa dia adalah penguasa alam semesta dan lebih unggul dari semua dewa. REUTERS/Ajay Verma
Di Benggala Barat dan Bangladesh, festival ini disebut Dolyatra (Doul Jatra) atau Basanta-Utsab (festival musim semi). Holi dirayakan secara besar-besaran di kawasan Braj di tempat-tempat yang berkaitan dengan Sri Kresna seperti Mathura, Vrindavan, Nandagaon, dan Barsana.
Kota-kota tersebut ramai didatangi wisatawan selama musim festival Holi yang berlangsung hingga 16 hari. Pada 2020, Festival Holi di India dimulai pada 9 Maret. Dalam acara itu, warga saling menaburkan bubuk berwarna yang menciptakan keceriaan dengan debu warna warni.
Festival Salju dan Es Harbin, Cina
Festival Internasional Salju dan Es Harbin, yang merupakan acara tahunan di kota Harbin sejak tahun 1985. Di antara kegiatan olahraga selama festival adalah Ski Alpin Yabuli, berenang di Sungai Songhua, dan pameran lampion es di Taman Zhaolin.
Festival yang berumur lebih dari tiga dekade itu, mengundang wisatawan dunia untuk menikmati istana es dan beragam olahraga di atas salju. Semuanya mirip Wonderland yang megah. Festival, yang dimulai setiap tahun pada 5 Januari, biasanya berlangsung hingga beberapa bulan ke depan.
Menurut China Highlights, festival ini menarik hingga 15 juta pengunjung setiap tahunnya. Perhelatan digelar di atas ruang seluas 600.000 meter persegi. Bentuk istana atau es yang berhasil dibangun mencapai ketinggian 45 meter. Dan, untuk melengkapi semua karya seni itu, sekitar 10.000 pekerja dipekerjakan untuk memotong, mengangkut, dan memahat es.
Mardi Gras, New Orleans
Mardi Gras pada 2020 dihelat pada 25 Februari. Festival ini sejatinya merupakan ritual pagan kuno untuk merayakan musim semi dan kesuburan. Namun, di News Orleans, New Jersey, Amerika Serikat, arti Mardi Gras benar-benar beda dari yang Anda bayangkan. Kesuburan di kota itu dimaknai hari kesuburan wanita.
Pada hari itu New Orleans, mempertontonkan para gadis-gadis dengan pakaian seksi dan pesta semalaman di klub-klub malam. Sebelumnya, di jalanan utama, warga berparade dengan kostum yang unik. Perayaan Mardi Gras dihelat di negara-negara Barat, namun hanya New Orleans yang unik, karena menampilkan sensualitas.
Berasal dari bahasa Prancis, Mardi Gras berarti Selasa Gemuk. Pada hari ini, orang-orang memang mengudap makanan berlemak hingga kenyang, untuk menyambut musim semi yang membawa harapan dan kesuburan. Festival yang sudah ada sejak zaman Romawi Kuno ini kemudian berkembang seiring dengan masuknya ajaran Katolik. Sedikit diubah, perayaan yang dimulai sehari sebelum Rabu Abu ini kemudian juga ikut menyebar ke seluruh dunia seiring dengan makin populernya ajaran Katolik.
Sejumlah peserta ikut merayakan Karnaval Mardi Gras di French Quarter di New Orleans, Louisiana AS, 28 Februari 2017. Mardi Gras pesta untuk menyambut masa pra-paskah yang dirayakan umat Kristen. REUTERS
Festival Hanami, Jepang
Hanami atau ohanami adalah tradisi Jepang dalam menikmati keindahan bunga, khususnya bunga sakura. Mekarnya bunga sakura merupakan lambang kebahagiaan dengan datangnya musim semi. Pada hari itu, biasanya pada bulan Maret, warga Jepang berpiknik dengan menggelar tikar untuk makan-makan bersama keluarga di bawah pohon sakura. Pohon sakura mekar di Jepang dari akhir Maret hingga awal April (kecuali di Okinawa dan Hokkaido).
Hanami berasal dari dua kata dalam bahasa Jepang, yakni "hana" yang berarti bunga dan "mi" yang berarti melihat. Artinya, melihat bunga, dalam hal ini adalah sakura. Warga Jepang berbondong-bondong ke taman yang dipenuhi bunga sakura. Mereka membawa tikar, kursi lipat, peralatan makan sekali pakai, dan tak lupa kantong sampah. Hari itu warga Jeoang bergembira bersama keluarga.
Seorang warga berjalan melintasi taman bunga sakura di Koishikawa Botanical Garden, Tokyo, Jepang (1/4). Ribuan warga Jepang berkumpul dalam ajang "Hanami", pesta melihat bunga sakura di Tokyo pada Ahad (30/3) lalu. (Chris McGrath/Getty Images)
La Tomatina, Spanyol
La Tomatina adalah festival tahunan yang diadakan di kota Buñol, provinsi Valencia, yang berlokasi di Timur Spanyol. Para peserta daling melempar tomat dan ikut terlibat kedalam sebuah pertarungan tomat untuk tujuan hiburan. La Tomatina berlangsung sejak 1945 pada hari Rabu terakhir dari bulan Agustus, selama pekan festival Buñol.
Festival ini menghabiskan sekitar 120 ton tomat. Mulanya, festival ini adalah parade biasa pada 1945. Namun karena seseorang terjatuh dan emosi, lalu terjadilah perkelahian. Kebetulan, keributan itu berlangsung dekat pasar, jadilah tomat-tomat yang dijaja digunakan untuk senjata.
Pada 1946, saat parade kota, para pemuda membawa tomat dari rumah masing-masing lalu saling lempar. Dan peristiwa ini menjadi sejarah dan tradisi kota. Setiap tahun, untuk menyambut musim semi, warga dan wisatawan bergabung saling melempar tomat.
Warga saling menyiram bubur tomat saat Festival Tomatina festival di Bunol dekat Valencia, Spanyol, 30 Agustus 2017. Dalam festival ini, jalanan kota Bunol menjadi merah lantaran dipenuhi dengan bubur tomat. REUTERS/Heino Kalis
Festival Lampion Pingxi, Taiwan
Pingxi Old Street berada di Distrik Pingxi, termasuk dalam wilayah New Taipei City. Jadi dari ibukota Taipei terbilang tak terlalu jauh. Bisa dicapai dengan kendaraan roda empat dalam 45-60 menit. Namun, paling menarik adalah dengan kereta api sehingga bisa turun dan menyimak stasiun dengan suasana jadul.
Kawasan kota tua ini berada di daerah perbukitan, sehingga tak hanya menawarkan keunikan karena ditata masa 1930-1940 tapi juga kesejukan. Jalan berbatu dan toko-toko kecil sederhana dengan jajanan lawas. Dari permen, bakpao, teh, dan aneka kue. Tentunya yang paling khas adalah toko lampion.
Kawasan ini paling dikenal dengan kreasi lampionnya, bahkan termasuk destinasi yang ketika Tahun Baru Imlek. Karena pada saat itulah warga Taiwan berlomba menerbangkan lampion kertas ke udara. Dikenal sebagai Pingxi Sky Lantern Festival. Bahkan sebelum memasuki kawasan kota tua ini, bila datang dengan kendaraan roda empat wisatawan akan menemukan kantor polisi berbentuk lampion di sisi kiri bila dari arah Taipei. Dinding lampion itu ternyata juga menjadi layar pertunjukan yang tentu berkisah tentang lampion.
Menjelang Imlek warga Pingxi melepas lampion sembari berharap tahun-tahun mendatang lebih baik. Foto: @discover_taiwan
Karnaval Rio de Janeiro, Brasil
Karnaval di Rio de Janeiro merupakan festival yang diadakan setiap tahun sebelum Paskah. Pada 2020, acara ini dihelat pada 21-26 Februari. Karnaval Rio de Janeiro merupakan karnaval terbesar di dunia dengan dua juta orang per hari di jalanan. Festival Karnaval pertama di Rio dihelat pada 1723.
Parade karnaval khas Rio dipenuhi oleh orang-orang yang bersuka ria, kendaraan hias, dan perhiasan dari 200-an sekolah samba yang berlokasi di Rio. Sebuah sekolah samba terdiri dari kolaborasi warga dan komunitas, yang ingin menghadiri karnaval bersama, dengan semacam latar belakang regional, geografis dan umum.
Dalam karnaval ini, lebih dari 70 ribu orang, yang tergabung ke dalam 2.500 kelompok tari dan musik, turun ke area Sambadrome untuk memeriahkan parade. Mereka turun dengan pakaian dan kendaraan beraneka warna. Masyarakat Brasil menggelar parade karnival ini setiap tahun, sebagai pelepas rutinitas dan kesulitan yang mereka hadapi.
Sejumlah sekolah samba dari berbagai tempat, ikut memeriahkan parade Karnaval Samba di Rio de Janeiro, Brasil, 26 Februari 2017. AP Photo
Festival Balon Internasional Albuquerque, New Mexico, Amerika Serikat
Pada Oktober, Kota Alburqueque di New Mexico, menggelar Festival Balon Internasional Albuquerque. Festival ini merupakan festival balon terbesar di dunia, yang diselenggarakan selama sembilan hari berturut-turut.
Festival ini telah diselenggarakan selama lebih dari empat dekade. Ketika dimulai pada 1972, festival ini hanya diikuti oleh 13 balon udara saja. Kini, lebih dari 600 balon udara raksasa memenuhi arena festival yang besarnya menyamai 54 buah lapangan bola. Balon udara yang melayang di langit Albuquerque selain berbentuk bulat dengan warna-warni, juga berwujud tokoh-tokoh dalam film maupun komik yang ngepop. Daya tariknya, saat ribuan balon melayang, wisatawan yang mengendarainya dapat menyaksikan gurun dan lembah yang indah.
Seorang direktur peluncuran memberi aba-aba kepada pengunjung agar segera keluar dari area pendaratan di hari pertama Albuquerque International Balloon Fiesta 2015 di Albuquerque, New Mexico, 3 Oktober 2015. Acara ini dihadiri ratusan penggemar balon. REUTERS/Lucas Jackson
Festival Sziget, Budapest, Hongaria
Festival Sziget salah satu festival musik dan kebudayaan terbesar di Eropa. Festival ini diadakan setiap bulan Agustus di Pulau Óbuda di Budapest utara, Hongaria. Festival yang berlangsung selama sepekan ini telah berubah dari acara mahasiswa yang kecil pada tahun 1993, menjadi salah satu festival musik terpenting di Eropa.
Para musisi yang tampil dan pengunjung yang menyambanginya sebagian besar berasal dari Eropa Barat. Pada 2011, Sziget dipilih oleh The Independent sebagai salah satu dari lima festival terbaik di Eropa. Festival ini juga pernah menang dua kali dalam ajang European Festivals Awards untuk kategori Best Major European Festival pada tahun 2011 dan 2014.