Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Jerinx SID menyatakan mendukung Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama yang ingin menyulap Bali menjadi ramah wisatawan muslim. "Saya dukung karena muak lihat bule berantem tiap malam di Lavavela," tulis dalam salah satu unggahannya di akun Instagram pada Kamis, 7 November 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Drummer Superman Is Dead ini menuturkan, kebanyakan turis asing ini memiliki perangai yang buruk."Mereka mengandalkan kurs mata uang, badan gede but zero attitude," ucapnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pada unggahan berikutnya, Jumat, 8 November 2019, ia justru mempertanyakan alasan sebagian masyarakat Bali yang disebutnya alergi terhadap wacana wisata ramah muslim. "Kenapa Bali tidak alergi terhadap kapitalisme global yang jelas-jelas sudah menjajah Bali sejak dimulainya budaya turisme?" ucapnya.
Suami Nora Alexandra ini mencontohkan bisnis-bisnis sukses di Bali amat sedikit dimiliki orang Bali sendiri. "Kalau tidak miliki non Balinese ya sudah pasti milik WNA." Jerinx pun mencoba berpikir kritis agar masyarakat Bali adil.
Alih-alih mendapatkan dukungan, unggahan Jerinx ini justru menuai kecaman. "Yang setuju 90 persen orang luar Bali. Batapa bahagianya mereka mendapat postingan seperti ini," kata @janggabalitours.
"Kalau ramah dengan wisatawan muslim berarti ngatur mengurangi jual babi, atur pakaian, atur hiburan malam, dll. Masak tamu harus ngatur yang punya rumah," kata @agung_putra. Oleh Jerinx, komentar ini dibalas bahwa konsep ramah wisatawan muslim bukan berarti mengatur tapi justru masyarakat Bali mempermudah untuk mencari makanan dan tempat ibadah.