Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Kain Tenun Ikat Kediri yang Memikat

Kain tenun ikat khas Kediri ini merupakan hasil kerajinan yang telah turun-temurun hingga empat generasi.

13 April 2015 | 05.01 WIB

Seorang karyawan menata kain tenun dari Kediri dalam Pameran Tenun dan Batik Nusantara di Hotel Tugu, Malang, Jawa Timur, 10 April 2015. ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Perbesar
Seorang karyawan menata kain tenun dari Kediri dalam Pameran Tenun dan Batik Nusantara di Hotel Tugu, Malang, Jawa Timur, 10 April 2015. ANTARA/Ari Bowo Sucipto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO , Malang - Di Desa Bandar Kidul, Kediri, Jawa Timur, terdapat sentra perajin kain tenun. Kain tenun khas Kediri itu merupakan hasil kerajinan yang telah diturunkan secara turun-temurun sepanjang empat generasi.

Kain tenun khas Kediri itu dipamerkan di Hotel Tugu Malang, Jawa Timur. Tujuannya, untuk mengenalkan kain tenun khas Kediri tersebut. "Kain tenun yang dihasilkan teksturnya halus dan padat. Motifnya memikat," kata Crescentia H., juru bicara Hotel Tugu Malang, Ahad, 12 April 2015. Kain tenun Kediri ini dipamerkan di ruang Tirtangga Hotel Tugu Malang 11-25 April 2015.

Selain dari Kediri, kain tenun asal Lombok dan Bali dipamerkan. Dalam pameran itu ditampilkan pula batik dan perhiasan berbahan dasar batu asal Pacitan, Jawa Timur. Sebanyak 14 perajin memamerkan hasil karya terbaik berupa kain tenun, batik tulis, dan perhiasan berbahan dasar batu alam.

Rutin setiap tahun, Hotel Tugu menggelar pameran produk Usaha Kecil dan Menengah. Pameran digelar untuk mengenalkan kekayaan tradisi nusantara.

Kain tenun ikat Kediri diproses mulai dari pewarnaan untaian benang. Ribuan benang diikat dengan rafia untuk proses pewarnaan. Dalam satu helai kain tenun terdiri dari tujuh warna. Dilanjutkan dengan proses pemintalan. Setiap helai kain tenun dibutuhkan selama empat hari.

Motif kain tenun dipengaruhi unsur alam seperti dedaunan. Namun, kini telah berkembang perajin mulai berkreasi disesuaikan dengan keinginan konsumen.
"Selama ini masih dipasarkan di lokal Kediri," ujar Crescentia.

Berbeda dengan kain tenun Bali dan Lombok yang menggunakan benang tebal, tenun Kediri menggunakan benang halus. Sehingga tak ada yang menyangka jika kain ini ditenun dengan alat tradisional. Kain tenun halus seperti produk mesin tekstil. Setiap helai kain tenun dijual seharga Rp 300-400 ribu. Sedangkan harga kain tenun dari Lombok dan Bali berkisar Rp 200 ribu-Rp 1,2 juta.

EKO WIDIANTO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nurdin Kalim

Nurdin Kalim

Bergabung dengan Tempo sejak 2001. Kini Redaktur Utama untuk Rubrik Seni, Film, Musik, dan Selingan-Intermezo majalah Tempo. Anggota tim kurator sastra di Koran Tempo. Lulusan Universitas Brawijaya, Malang.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus