Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Kaya Situs Sejarah, Gianyar Bali Dikunjungi 2,63 Juta Turis 2017

Kabupaten Gianyar menjadi pusat seni, sejarah, dan spiritual di Bali.

26 Januari 2018 | 17.10 WIB

Wisatawan mengunjungi anjungan rumah tradisional nusantara di kawasan wisata Taman Nusa, Gianyar, Bali, 24 Desember 2017. Libur panjang Natal dan akhir pekan dimanfaatkan wisatawan untuk mengunjungi taman wisata budaya yang terdiri dari puluhan anjungan rumah tradisional dari berbagai daerah di Indonesia tersebut. ANTARA FOTO
material-symbols:fullscreenPerbesar
Wisatawan mengunjungi anjungan rumah tradisional nusantara di kawasan wisata Taman Nusa, Gianyar, Bali, 24 Desember 2017. Libur panjang Natal dan akhir pekan dimanfaatkan wisatawan untuk mengunjungi taman wisata budaya yang terdiri dari puluhan anjungan rumah tradisional dari berbagai daerah di Indonesia tersebut. ANTARA FOTO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Gianyar - Selama 2017, sebanyak 2,63 juta turis mengunjungi kabupaten yang menjadi pusat seni, sejarah, dan spiritual di Bali, yaitu Kabupaten Gianyar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Jumlah itu melebihi target yang telah ditetapkan yakni 2,5 juta turis yang datang," kata Kepala Dinas Pariwisata Gianyar, Anak Agung Ari Brahmanta di Gianyar, Kamis, 25 Januari 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari 2,63 juta turis itu, sekitar 70 persen merupakan turis mancanegara dan 30 persen turis Nusantara. Asal turis asing paling banyak dari Australia, lalu Cina, Perancis, Jerman, dan negara-negara Eropa lainnya. Ada juga turis Jepang, Korea Selatan, Amerika, dan Rusia.

Untuk tahun 2018, Dinas Pariwisata menargetkan 2,6 juta turis yang datang. Namun terasa berat dengan kondisi letusan Gunung Agung.

Ari Brahmanta menjelaskan Kabupaten Gianyar menjadi tujuan utama turis ke Bali karena Gianyar merupakan pusat budaya, seni, dan spiritual. "Kabupaten ini memiliki situs sejarah terbanyak di Bali," katanya.

Di Gianyar, terdapat lima sungai besar dari 17 sungai yang ada. Lima sungai besar inilah yang melahirkan sistem pengairan sawah yang dikenal dengan sistem Subak. "Jadi sistem pengairan sawah Subak itu asalnya dari Gianyar," ucap Ari Brahmanta.

Sistem pengairan dan persawahan ini dijaga dan diwariskan dengan baik hingga kini menjadi daya tarik wisata alam, misalnya persawahan Tegalalang, wisata arung jeram, Bali Zoo, dan Bali Safari.

Begitu juga dengan budaya dan spiritual yang lahir dan berkembang di Kabupaten Gianyar, melahirkan banyak situs-situs bersejarah, misalnya situs pura Gunung Kawi serta istana Raja Ubud yang menjadi daya tarik industri pariwisata.

"Kegiatan seni mulai dari persembahan untuk Tuhan, persembahan untuk para raja, menjadi daya para wisatawan," kata Ari Brahmana.

Kegiatan spiritual di Gianyar juga melahirkan wisata yoga di Ubud. Aktivitas seni di Gianyar juga menjadikan Ubud sebagai "pasar" seni lukisan, kemudian Pasar Sukawati juga terkenal sebagai pusat belanja karya seni di Bali.

Seiring dengan kunjungan turis itu, maka muncul industri perhotelan, penginapan atau homestay milik rakyat, travel, dan wisata kuliner.

"Kontribusi pajak hotel, homestay, toko seni merupakan yang terbesar dalam pendapatan asli daerah Gianyar. Syukur, perkembangan pariwisata di Gianyar itu banyak dinikmati oleh masyarakat setempat," kata Ari Brahmanta.

ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus