Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Mengunjungi Museum Sepuluh Nopember, Belajar Sejarah Perjuangan Arek-arek Suroboyo

Museum Sepuluh Nopember didirikan untuk mendukung keberadaan Tugu Pahlawan yang merupakan manifestasi dari perjuangan Arek-arek Suroboyo.

25 September 2023 | 19.17 WIB

Museum Sepuluh Nopember Surabaya (bappedalitbang.surabaya.go.id)
Perbesar
Museum Sepuluh Nopember Surabaya (bappedalitbang.surabaya.go.id)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Berkunjung ke Tugu Pahlawan di Surabaya tak hanya akan disuguhi pemandangan monumen setinggi 41, 15 meter. Di bawah tanah tempat dibangunnya tugu tersebut terdapat Museum Sepuluh Nopember yang memuat jejak perjuangan bangsa Indonesia menggapai kemerdekaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Tugu Pahlawan dibangun pada 10 November 1951 di pusat Kota Surabaya, tepatnya di Jalan Pahlawan. Tugu ini merupakan bentuk manifestasi dari perjuangan Arek-arek Suroboyo. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Museum Sepuluh Nopember baru dibangun pada 10 November 1991. Museum ini memiliki luas 1.366 meter persegi pada kedalaman 7 meter di bawah permukaan tanah. Dinamakan Museum Sepuluh Nopember karena tanggal tersebut merupakan hari bersejarah ketika terjadi pertempuran 10 November 1945.

Museum ini didirikan untuk mendukung keberadaan Tugu Pahlawan yang menjadi ikon Kota Surabaya yang dikenal sebagai Kota Pahlawan. Museum Sepuluh Nopember diresmikan pada 19 Februari 2000 oleh Presiden RI saat itu, Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Mesin ketik kuno yang dimiliki pegawai pemerintahan era kemerdekaan, jadi salah satu koleksi Museum 10 Nopember. Foto: @museum10november

Nilai Sejarah 

Nilai sejarah yang dikandung oleh lokasi ini, dapat dirasakan oleh pengunjung sebelum memasuki museum. Patung para pahlawan, ukiran peristiwa bersejarah, serta kendaraan dan senjata masa lampau, semakin mempertebal nuansa perjuangan bagi para pengunjung.

Pada pintu masuk museum, pengunjung wajib mengisi data diri secara daring. Setelah itu, pengunjung dapat membeli tiket di loket pembelian.

Sebelum masuk, di dekat pintu menuju museum sisi kiri, mata pengunjung akan tertuju pada mobil lawas milik Bung Tomo merk "Opel Kapitan" yang dibuat 1956 di Jerman.

Untuk masuk museum ini, pengunjung harus membeli tiket seharga Rp8.000 untuk pengunjung dewasa, dan Rp3.000 untuk mahasiswa. Sedangkan, untuk para pelajar gratis.

Di dalam museum terdapat beberapa aturan yang harus dipatuhi pengunjung, yaitu dilarang merokok, dilarang menyentuh dan merusak barang bersejarah serta hiasan, dilarang mencoret-coret, dilarang membuang sampah sembarangan, serta dilarang makan dan minum di dalam museum.

Pembagian zona

Museum Sepuluh Nopember terdiri dari dua lantai, dan tiap lantai dibagi menjadi beberapa zona. Lantai pertama berfokus pada situasi pertempuran dan keadaan Kota Surabaya pada masa proklamasi. Di lantai ini terdapat ruang diorama elektronik yang memutarkan film dan video berisi peristiwa bersejarah di Indonesia.

Lantai dua berisi hiasan dan barang bersejarah berupa senjata pasukan Belanda, Arek-arek Suroboyo, serta peralatan medis yang digunakan oleh tenaga medis kala itu. Seperti lantai satu, terdapat pula ruang Diorama Statis dan Diorama Dapur Umum.

Lantunan lagu nasional mengiringi langkah para pengunjung untuk semakin khidmat mempelajari sejarah Kota Pahlawan. Tatanan dari beragam ornamen, fasilitas dan barang bersejarah yang runtut dan memanjakan mata semakin mempertebal suasana bersejarah di Museum Sepuluh Nopember ini.

ANTARA

Pilihan Editor: Liburan Berfaedah, Ini Deretan Museum Gratis di Surabaya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus