Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Sebanyak 225 aparatur sipil negara atau ASN di Kota Yogyakarta memadati gelaran puncak event Jogja International Batik Biennale 2023 yang dipusatkan di Pusat Desain Industri Nasional Kota Yogyakarta, Selasa 31 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam event yang masih dalam rangkaian perayaan Jogja Membatik Dunia itu, ratusan ASN membatik massal menggunakan bahan yang diklaim lebih hemat. "Untuk membatik ini menggunakan bahan malam sawit, bukan parafin," kata Kepala Dinas Perindustrian Koperasi UKM Kota Yogyakarta, Tri Karyanto Riyanto Raharjo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Tri, bahan malam sawit untuk mensubtitusi penggunaan parafin pada bahan malam atau lilin untuk membatik yang selama ini masih bergantung dari impor. "Jadi malam sawit ini diproduksi IKM (industri kecil menengah) di Kota Yogya, yang masih merupakan produk turunan minyak sawit," ujar dia.
Produksi bahan baku utama batik malam sawit di IKM Kota Yogya itu merupakan hasil riset bersama dari Balai Batik, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit atau BPDPKS, dan juga Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN. Malam batik berbasis sawit merupakan produk sintesis dan turunan minyak sawit sebagai pengganti parafin atau malam kerajinan batik.
Aksi membatik massal menggunakan malam sawit di Kota Yogyakarta, Selasa 31 Oktober 2023. (Dok. Istimewa)
Pada industri batik, parafin komposisi utama pada formula malam batik selain resin dan lemak. Malam batik merupakan unsur terpenting dalam proses pembuatan batik yang digunakan sebagai penutupan lembaran kain dengan bahan perintang pewarna, sebelum memasuki proses pewarnaan dan pelorotan malam batik.
Dari bahan lokal pengganti parafin ini Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM Kota Yogyakarta juga mendorong industri kecil menengah lebih sadar tentang pentingnya Hak Kekayaan Intelektual atau HKI.
"Sehingga beberapa inovasi pengembangan industri batik sawitnya mulai didaftarkan HKI, mulai dari Hak Cipta Motif Batik Sawit hingga paten," kata Kepala Dinas Perindustrian Koperasi UKM Kota Yogyakarta, Tri Karyanto Riyanto Raharjo.
Tri berharap nantinya ada lebih banyak produk-produk turunan sawit yang bisa digunakan IKM di Kota Yogyakarta untuk meningkatkan daya saing usahanya.