Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Kabupaten Sleman resmi meluncurkan prangko seri penanda kota Buk Renteng pada Kamis petang, 16 Mei 2024 di Pendopo Parasamya Sleman, Yogyakarta. Buk Renteng merupakan nama lain sebuah cagar budaya berupa saluran irigasi kuno selokan Van Der Wijck yang berada di Sleman Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Prangko Buk Renteng ini kami harap dapat turut mempromosikan bangunan cagar budaya yang selama ini memiliki peran penting dalam mewujudkan Yogyakarta sebagai daerah lumbung pangan," kata Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kustini menuturkan, Buk Renteng sebagai cagar budaya berwujud sistem irigasi di Sleman Barat dan mengairi 20.000 hektare sawah dan perkebunan tebu. Saluran air ini sering disebut urat nadi-nya Yogyakarta.
Di kawasan heritage itu selama ini digelar acara tahunan wisata dan budaya bertajuk Festival Van Der Wijck. Festival itu mengaktualisasikan kebudayaan yang hidup di kawasan itu dengan kolaborasi wisata kreatif, seni, budaya, kuliner, dan UMKM setempat.
Dibangun Era Hindia Belanda
Kustini menuturkan, perkembangan Kabupaten Sleman dari masa ke masa tak bisa dipisahkan dari keberadaan selokan air Van der Wijck itu. Selokan yang menghubungkan wilayah Sleman Yogyakarta dan Magelang Jawa Tengah yang airnya dari aliran Sungai Progo itu, dibangun pada masa Hindai Belanda 1909.
Usia Kabupaten Sleman sendiri pada 15 Mei 2024 ini menginjak 108 tahun. Artinya, selokan itu dibangun setahun setelah kabupaten ini berdiri.
"Buk Renteng ditempatkan sebagai penanda masa Sleman yang berkembang dari sebuah kawasan agraris bertumbuh sebagai penopang industri gula di Yogyakarta," kata dia.
Seri Prangko Bersejarah
Kustini menuturkan, Buk Renteng ditetapkan sebagai kawasan bersejarah di Sleman. Posisinya sama halnya dengan seri prangko lain tentang Kabupaten Sleman, seperti pada prangko Colombo Plan pada 1959, Ambarrukmo Palace Hotel pada 1965, Museum Monumen Jogja Kembali pada 1991, Lukisan Affandi pada 1996, Universitas Gajah Mada pada 1999, dan Ratu Boko pada 2013.
"Seri prangko ini juga menjadi ajakan bagi masyarakat ikut menjaga denyut Buk Renteng dengan lebih peduli pada keindahan, ketertiban, kebersihan di Sleman Barat untuk dapat dikembangkan menjadi kawasan pariwisata," kata dia.
Turut hadir dalam peluncuran prangko Buk Renteng itu Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria, anggota DPR RI Fadli Zon, Wakil Gubernur DIY Paku Alam X, dan Direktur Utama Pos Indonesia Faizal R. Djoemadi.
PRIBADI WICAKSONO
Pilihan Editor: Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran