Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Erupsi Gunung Kelud 2014 lalu cukup meluluh-lantakkan kawasan wisata yang terletak di Kecamatan Ngancar, Kediri, ini. Aktivitas seismik menyebabkan material erupsi termuntahkan dari perut bumi dan menutupi seluruh kawasan wisata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Abunya bahkan sampai Ponorogo dan Yogyakarta. Erupsi itu memang tercatat sebagai letusan terbesar sepanjang sejarah, melampaui yang terjadi pada 1990.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Empat tahun berselang, Gunung Kelud kembali siap dikunjungi wisatawan. Dinas Pariwisata Kabupaten Kediri telah melakukan pembaruan di berbagai sisi yang rusak. Semisal jalur menuju puncak—yang kini menjadi kawah.
Bila hendak merencanakan perjalanan ke Gunung Kelud, perhatikan rekomendasi waktu berikut ini supaya mendapatkan momentum yang tepat.
- Subuh, menjelang matahari terbit
Pemandangan danau kawah puncak Gunung Kelud dari kawasan khusus peneliti. Tempo/Francisca Christy Rosana
Kawah Kelud dikelilingi oleh tiga puncak: Gajah Mungkur, Sumbing, dan Kelud. Salah satu titik yang bisa dikunjungi wisatawan untuk menikmati kawah Kelud adalah puncak Gajah Mungkur. Dari situ, kawasan wisata tersebut dapat disaksikan 360 derajat.
Menjelang matahari terbit, dua puncak lainnya menjelma siluet dengan latar kemerahan. Matahari yang muncul pelan-pelan, mengintip dari balik pegunungan, menjadi momentum yang ditunggu-tunggu pendaki. Perjalanan matahari menyiram cahaya kawasan pegunungan hingga meluruhkan seluruh lapisan kabut terlihat seperti proses melukis alam.
Menjelang matahari terbit pula, biasanya cuaca cerah, sekalipun sedang musim hujan. Langit tampak bersih dan minim awan mendung. Maka itu, subuh menjadi waktu terbaik yang biasa dipakai fotografer untuk memotret Kelud.
2. Menjelang petang, saat musim kemarau
Musim kemarau adalah waktu yang tepat untuk menyaksikan matahari tenggelam atau sunset. Sebab, minim kabut dan awan mendung. Apalagi dari Gunung Kelud. Pengunjung bisa memotret matahari yang merunduk pelan-pelan di antara barisan pegunungan.
Kota Kediri yang kelihatan dari kawasan tersebut pun bakal bermandi cahaya violet. Terlihat dramatis dan menarik untuk diabadikan. Lepas petang, pemandangan matahari tenggelam berganti dengan pemandangan malam. Kota Kediri yang semula terlihat berwarna violet berubah bertabur pendar lampu.
3. 1 Muharam, saat upacara larung sesaji
Kalau ingin melihat Gunung Kelud dalam rupa lain, datanglah saat upacara larung sesaji. Biasanya diadakan setiap 1 Muharam atau 1 Suro menurut penanggalan Jawa.
Pada saat itu, sesepuh di sekitar kawasan pegunungan akan menghaturkan sesembahan berupa bunga tiga warna, telur ayam kampung, dan kemenyan. Sesajen itu dilarung ke kawah.
Larung sesaji dikemas dalam rangkaian Festival Kelud. Tahun ini, menurut Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, ritual rutin ini bakal digelar pada 11 September.
Untuk menuju kawasan Gunung Kelud, pengunjung harus naik angkutan pribadi dari Kota Kediri. Bisa dengan menyewa mobil. Tarifnya berkisar mulai Rp 150 ribu. Waktu tempuhnya kurang lebih 60-90 menit.