Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Hiburan

Transformasi Media karena Terjangan Revolusi Digital

Media digital berbentuk aplikasi atau bentuk lain yang memiliki konten hiburan serta berita, menjadi tantangan tersendiri.

1 April 2019 | 17.39 WIB

Ilustrasi Media Sosial. Kredit: Forbes
Perbesar
Ilustrasi Media Sosial. Kredit: Forbes

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Anak muda milenial mulai meninggalkan media konvensional atau disebut sebagai media mainstream. Mereka lebih suka mengakses internet untuk mendapatkan hiburan atau informasi melalui aplikasi, Youtube, Instagram dan beragam wahana digital lainnya yang sesuai dengan keinginan dan tujuan penggunanya.

Kehadiran aplikasi ojek online yang bisa mengantar apa saja dikhawatirkan akan berdampak pada industri sejenis, seperti jasa transportasi, pengiriman, dll. Kehadiran market place dan online shopping juga dikhawatirkan akan menghancurkan industri atau usaha kelontong, pakaian, dan keperluan rumah tangga lainnya.

Apalagi belanja online memiliki keunggulan, mulai dari harga, fasilitas, kemudahan dan fleksibilitas. Bahkan hanya membeli satu barang pun dilayani dan diantar dengan bebas ongkos kirim, belum lagi banyaknya diskon yang di luar kewajaran.

Ini adalah imbas dari revolusi digital. Semua lapisan masyarakat, mau tidak mau harus bertransformasi ke digital. Sebab jika tidak, ia bisa terseret zaman. 

Lantas apakah industri-industri tersebut otomatis gulung tikar? Faktanya memang ada yang mati, ada yang pingsan, ada yang berbenah dan adapula yang tetap eksis tidak berpengaruh. Namun kondisi ini normal saja bagian dari persaingan dan era baru yang harus ada penyesuaian. Pada akhirnya akan ada keseimbangan baru dan bisnis akan berjalan seperti biasanya.

Bagaimana dengan kondisi media mainstream kita? Apakah saat ini benar-benar akan tenggelam diterjang ombak digital?

Pastinya para pengelola media tidak diam saja menghadapi situasi ini. Menjamurnya media sosial yang bisa menjelma sebagai penyampai pesan dalam bentuk teks, foto dan video.  Media digital berbentuk aplikasi atau bentuk lain yang memiliki konten hiburan serta berita, menjadi tantangan tersendiri.

Media mainstream melihat situasi ini sebagai sesuatu yang pasti akan terjadi. Perubahan zaman seiring dengan kemajuan teknologi mengubah banyak hal. Apa yang bisa dilakukan agar media mainstream tetap hidup di tengah deru ombak digital yang begitu kencang?

 

  1. Konsolidasi

Konsolidasi internal mutlak dilakukan dengan melakukan review dan melihat proyeksi situasi bisnis ke depan. Konsolidasi ini terkait dengan organisasi, SDM, bisnis hingga operasional harian. ngga bisa di hilangkan atau diganti sesuai dengan plan bisnis di era digital.

  1. Bisnis Model

Suka tidak suka, terima atau tidak terima, cepat atau lambat, perubahan itu akan datang. Harapannya saat perubahan itu terjadi, kita sudah siap menahan anginnya bahkan memanfaatkan angin itu sebagai tenaga baru, sumber uang baru, bisnis baru.

Di era digital saat ini, organisasi sudah harus menyegarkan model bisnis yang lama dengan memperkuat bisnis model yang sesuai dengan zamannya. 

  1. Budaya Kerja

Membangun budaya kerja baru di tengah kenyamanan situasi sebelumnya bukanlah pekerjaan mudah. Mereka yang biasa kerja dengan waktu harus berubah dengan kerja fleksibel tanpa waktu. Selain itu kerja di era digital tidak bisa lagi hanya fokus pada satu bidang saja, sekarang semua harus bisa multitasking. 

  1. Pemetaan SDM

Yang sangat penting juga adalah soal SDM. Tuntutan saat ini memaksa organisasi harus memiliki SDM andal, yang up to date dan bisa mengerjakan banyak hal. Karena itu penting dilakukan pemetaan SDM di semua lini, disesuaikan dengan kebuthan perusahaan dan bisnis model. 

 

Artikel ini sudah tayang di Komunikolog

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus