Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Mataram - Wisatawan yang datang ke Gili Petagan, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, dapat menikmati pemandangan pohon mangrove. Gili Petagan terletak tiga mil dari dermaga Gili Lampu di Dusun Transad Desa Padaguar, Kabupaten Lombok Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gili Petagan adalah pulau kosong alias tidak berpenghuni. Namun demikian, banyak wisatawan yang datang ke pulau seluas 60 hektare ini. Musababnya, separuh dari pulau itu tertutup hutan mangrove atau bakau. Jika ingin berkunjung ke Gili Petagan, wisatawan dapat menyewa perahu motor dengan tarif carter Rp 250 ribu. Satu perahu motor dapat mengangkut 10 sampai 16 penumpang dengan waktu tempuh sekitar 20 menit. Perahu motor kemudian sandar di dermaga sepanjang 52 meter di Gili Petagan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Gili Petagan, wisatawan dapat masuk ke lorong air di antara pohon bakau. Di tengah pulau ini hanya ada dua buah berugak atau tempat duduk-duduk khas Suku Sasak. "Daya tarik wisata di sini adalah taman laut untuk wisata bahari," kata Ketua Kelompok Sadar Wisata atau Pokdarwis Petarando (Gili Petagan, Gili Bidara, dan Gili Kondo), Suyanto Suladi kepada Tempo pada Senin sore, 29 Nopember 2021.Destinasi wisata Gili Petagan di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Dok. Suyanto Suladi
Selain menjelajah hutan bakau, wisatawan dapat snorkling menikmati indahnya blue coral di perairan Gili Petagan. Di antara terumbu karang juga terdapat padang lamun dan ikan hias, mulai dari ikan Napoleon hingga ikan Bendera.
Sebelum terjadi gempa bumi pada 2018 dan pandemi Covid-19, wisatawan yang datang ke Gili Petagan setiap akhir pekan atau hari libur mencapai 2.000 orang. Kini, paling banyak hanya 200 orang. Sebagian besar wisatawan berasal dari Mataram, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur.
Selesai berkeliling Gili Petagan, wisatawan bsia mampir ke Gili Kondo atau Gili Bidara. Ongkos wisata tentu bertambah, masing-masing Rp 75 ribu. Jarak tempuh antar-pulau ini membutuhkan waktu 10 menit.Menanam pohon bakau di destinasi wisata Gili Petagan di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Dok. Suyanto Suladi
Pada Sabtu dan Ahad, 27-28 November 2021, Suyanto mengatakan, organisasi Pemuda Panca Marga dan Legiun Veteran bersama Kelompok Masyarakat Pengawas dan Kelompok Sadar Wisata, serta PLN Unit Induk Penyaluran dan Pengatur Beban (UP3B) Mataram, menanam bakau. Penanaman bakau di Gili Petagan bertujuan memperbaiki tanaman yang terkena erosi.
"Dalam rangka Hari Menanam Pohon Indonesia yang jatuh setiap 28 November, PLN menanam 10 ribu pohon mangrove di Gili Petagan, Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, secara bertahap," kata Manager PLN UP3B Mataram, William Randa Kasoa. "Kami berharap kegiatan ini mampu memperbaiki kualitas air dan udara."
William mengatakan, penanaman ini dapat terus dikembangkan sehingga mampu menciptakan lingkungan yang baik dan melestarikan alam. Seperti diketahui, tanaman bakau termasuk salah satu pencegah pemanasan dari perairan, menjaga ekosistem biota laut, hingga mencegah banjir pada kawasan pesisir.
Baca juga:
Selain Gili Trawangan, Ini 5 Tempat Wisata di Lombok yang Bisa Anda Kunjungi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.