Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Wisatawan Malioboro Dihibur Parade Gangsa, Pentas Gamelan Oleh Tentara Hingga Narapidana

Pentas yang menggunakan puluhan perangkat gamelan bertajuk Parade Gangsa membius para wisatawan

29 November 2023 | 08.01 WIB

Pentas gamelan Parade Gangsa di Monumen SO 1 Maret Yogyakarta Senin, 27 November 2023 petang. (Dok. Istimewa)
Perbesar
Pentas gamelan Parade Gangsa di Monumen SO 1 Maret Yogyakarta Senin, 27 November 2023 petang. (Dok. Istimewa)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pentas yang menggunakan puluhan perangkat gamelan bertajuk Parade Gangsa membius para wisatawan dan masyarakat yang sedang memadati Monumen Serangan Oemoem 1 Maret, di ujung Jalan Malioboro Yogya Senin petang 27 November 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Selama lebih dari 1 jam, mereka disuguhi berbagai repertoar menarik yang ditampilkan lintas profesi mulai kalangan tentara, polisi, jaksa, hingga narapidana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Parade yang baru kali pertama digelar ini melibatkan berbagai instansi yang masuk dalam forum komunikasi pimpinan daerah atau Forkominda Daerah Istimewa Yogyakarta.

Terdiri dari Akademi Angkatan Udara atau AAU, kepolisian, kejaksaan, TNI Angkatan Darat atau D dan Angkatan Laut atau AL, serta Kementerian Hukum dan HAM atau Kemenkumham. Setiap tim masing-masing berjumlah 20 orang pemain.

"Pemain gamelan khususnya dari Kemenkumham DIY melibatkan narapidana binaan turut tampil," kata Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi.

Dian mengungkapkan sebelum digelarnya parade ini, Pemerintah DIY telah memberikan hibah peralatan gamelan kepada setiap instansi. Agar dapat digunakan untuk mempelajari gamelan itu sebagai perangkat legendaris agar terus lestari.

"Ternyata gamelan yang dihibahkan tidak hanya digunakan oleh ASN (aparatur sipil negara) di instansi itu, namun juga narapidana binaan bisa turut berlatih hingga menampilkan kemampuanya," kata Dian.

Adapun gending yang dimainkan gelaran yang didukung Komunitas Gayam 16 Yogyakarta itu yaitu gending wajib Nuswantara dan gending pilihan. Seperti Gending Semangat Juang 45 dari AAU dan Korem 072/ Pamungkas (TNI AD).

Berikutnya Kementerian Hukum dan HAM dan Pangkalan TNI Angkatan Laut menampilkan Sabda Proklamasi. Lalu Kejaksaan Tinggi DIY dan Polda DIY menampilkan Kuwi Opo Kui.

Raja Keraton yang juga Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menuturkan, Parade Gangsa yang pertama diadakan itu sebagai upaya melindungi dan memanfaatkan kebudayaan yang ada. 

"Gamelan sejatinya salah satu ekspresi budaya dan sarana membangun koneksi antara manusia dengan alam semesta," kata dia.

Gamelan yang dimainkan secara orkestra, jugamengajarkan tentang harmoni yang merupakan kunci penting bagi kehidupan di bumi.

Perihal urgensi pelestarian gamelan sebagai warisan budaya, Sultan menyebut sesungguhnya yang sedang disasar dari parade itu adalah soal nilai, bukan tentang artefaknya.

Ini mengingat dua tahun lalu atau tepatnya 15 Desember 2021, UNESCO menetapkan Gamelan Indonesia sebagai Warisan Budaya Tak benda (WBTb). "Parade ini satu wujud pengakuan dunia terhadap keunggulan dan nilai penting falsafah gamelan," kata dia.

Yunia Pratiwi

Yunia Pratiwi

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus