Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Wisatawan Yogyakarta Mesti Waspada Hujan Abu Gunung Merapi Sampai 13 Kilometer

Aktivitas erupsi Gunung Merapi saat ini masih tinggi. Guguran awan panas terjadi rata-rata sebanyak 140 kali per hari.

10 Maret 2022 | 18.28 WIB

Gunung Merapi memuntahkan material vulkanik di Kali Gendol, Yogayakarta, Indonesia 10 Maret 2022. BPPTKG - PVMBG/Handout via REUTERS
Perbesar
Gunung Merapi memuntahkan material vulkanik di Kali Gendol, Yogayakarta, Indonesia 10 Maret 2022. BPPTKG - PVMBG/Handout via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta dan sekitarnya harus mengantisipasi potensi hujan abu dari aktivitas Gunung Merapi. Pada Rabu, 9 Maret 2022, pukul 23.18 WIB, Gunug Merapi terus-menerus mengeluarkan awan panas sampai Kamis, 10 Maret 2021 pukul 06.00 WIB.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Selain abu vulkanik, masyarakat dan wisatawan mesti mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. "Tercatat 16 kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal sekitar lima kilometer ke arah tenggara, yaitu di alur Kali Gendol," kata Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono pada Kamis, 10 Maret 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Eko menjelaskan, awan panas Gunung Merapi ini mengakibatkan hujan abu ke berbagai arah, terutama di sisi barat laut Gunung Merapi sejauh maksimal 13 kilometer. Untuk diketahui, di sekitar kawasan Gunung Merapi terdapat berbagai destinasi wisata yang menjadi favorit wisatawan.

Petani membersihkan tanaman yang tertutupi abu vulkanik erupsi gunung Merapi di perladangan Desa Babadan, Dukun, Magelang, Jawa Tengah, Kamis, 10 Maret 2022. Gunung Merapi mengalami erupsi pada Rabu malam dan memuntahkan luncuran awan panas sejauh lima kilometer ke arah tenggara. ANTARA/Anis Efizudin

Aktivitas erupsi Gunung Merapi saat ini, menurut Eko, masih tinggi di mana guguran terjadi rata-rata sebanyak 140 kali per hari. Dia berharap pemerintah daerah bersiaga dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan akibat aktivitas Gunung Merapi saat ini.

Pemerintah daerah yang dimaksud adalah pemerintah Kabupaten Sleman, Yogyakarta; Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. "Jangan sampai masyarakat berkegiatan di daerah potensi bahaya," kata Eko.

Tingkat aktivitas Gunung Merapi menjadi Siaga pada 5 November 2020. Dua bulan setelahnya, yaitu 4 Januari 2021 Gunung Merapi memasuki masa erupsi efusif dengan aktivitas berupa pertumbuhan kubah lava, guguran, dan awan panas guguran. Saat ini Gunung Merapi memiliki dua kubah lava, yaitu kubah lava barat daya dan kubah lava tengah kawah.

Pada 20 Februari 2022, volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.578.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 3.228.000 meter kubik. Dengan aktivitas erupsi dan kondisi kubah lava itu, Eko melanjutkan, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya, meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer. "Bila terjadi letusan eksplosif, lontaran material vulkanik bisa mencapai radius tiga kilometer dari puncak," kata dia.

Baca juga:
Awan Panas Gunung Merapi 5 Kilometer, Destinasi Wisata Rawan Langsung Tutup

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Rini Kustiani

Rini Kustiani

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus