Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Hukum

IDI Sebut Tak Ada Persoalan Personal dengan Konsil Kedokteran Indonesia

Ketua IDI, Daeng M. Faqih, belum membahas apakah akan meminta koleganya mundur dari Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)

24 Agustus 2020 | 16.26 WIB

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (kiri) bersama Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih (kanan) saat pertemuan di Kantor PB Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta, Rabu, 30 September 2019. Kunjungan ini dalam rangka bersilaturahmi dan berkoordinasi terkait program kerja. TEMPO/Muhammad Hidayat
Perbesar
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (kiri) bersama Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih (kanan) saat pertemuan di Kantor PB Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta, Rabu, 30 September 2019. Kunjungan ini dalam rangka bersilaturahmi dan berkoordinasi terkait program kerja. TEMPO/Muhammad Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M. Faqih, mengatakan belum membahas apakah akan meminta koleganya untuk mundur dari Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) seiring konflik antara tujuh asosiasi kedokteran dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Faqih menjelaskan persoalan asosiasi sejatinya hanya pada proses pengajuan calon anggota KKI oleh Terawan. "Jadi kami tidak ada masalah secara personal," katanya dalam konferensi pers di Kantor PB IDI, Jakarta, Senin, 24 Agustus 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tujuh organisasi dan asosiasi profesi kedokteran yang keberatan dengan penunjukan anggota KKI yang baru adalah Ikatan Dokter Indonesia, Persatuan Dokter Gigi Indonesia, Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia, Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia. Lalu ada Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia, Majelis Kolegium Dokter Gigi Indonesia, dan Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia.

Mereka menilai penunjukan keanggotaan KKI tidak sesuai prosedur karena nama-nama yang diajukan Menteri Terawan ke Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak berdasarkan usulan asosiasi. Dari 17 anggota KKI yang baru saja dilantik, tidak ada satupun yang direkomendasikan oleh asosiasi kedokteran.

Adapun 17 orang yang Jokowi lantik sebagai pengurus KKI adalah: Putu Moda Arsana dan Dollar (PB IDI), Nurdjamil Sayuti dan Nadhyanto (Persatuan Dokter Gigi Indonesia), Pattiselanno Roberth Johan (Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia).

Kemudian Achmad Syukrul (Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Gigi Indonesia), Bachtiar Murtala (Kolegium Kedokteran), Andriani (Kolegium Kedokteran Gigi), dan Vonny Nouva Tubagus dan Ni Nyoman Mahartini (Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indnesia).

Ada pula Mohammad Agus Samsudin, Hisyam Said, dan Intan Ahmad Musmeinan (tokoh masyarakat), Taruna Ikrar dan Sri Rahayu Mustikowati (Kementerian Kesehatan), Melanie Hendriaty Sadono dan Mariatul Fadilah (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan).

Wakil Ketua Umum Persatuan Dokter Gigi Indonesia, Ugan Gandar, mengatakan tidak ada masalah dengan 17 tokoh yang Jokowi lantik. Ia percaya mereka semua adalah orang yang baik. Hanya prosedur pengangkatannya yang asosiasi permasalahkan.

"Kalau dari Kemenkes ada pembicaraan. Konsultasi dengan kami sebagai pemilik sumber daya, kami tidak akan kaku seperti ini," ucap dia.

Catatan redaksi: Judul berita ini telah diubah pada Selasa, 25 Agustus 2020 pukul 18.33 WIB untuk menyesuaikan dengan pernyataan narasumber.

 

Ahmad Faiz

Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Pernah ditempatkan di desk bisnis, politik, internasional, megapolitan, sekarang di hukum dan kriminalitas. Bagian The Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2023

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus