Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Hukum

Incar Momen 22 Mei, Terduga Teroris Ini Sebut Pemilu Syirik Akbar

Terduga teroris bernama Dede Yusuf mengatakan akan melakukan amaliyah pada 22 Mei 2019.

17 Mei 2019 | 15.49 WIB

Para tersangka kasus terorisme JAD yang dihadirkan saat konferensi pers di Kantor Divisi Humas Polri, Jakarta, Jumat, 17 Mei 2019. Dalam kasus pengungkapan kasus terorisme JAD ini Densus 88 telah mengamankan sebanyak 86 tersangka dari Januari 2019. TEMPO/Muhammad Hidayat
Perbesar
Para tersangka kasus terorisme JAD yang dihadirkan saat konferensi pers di Kantor Divisi Humas Polri, Jakarta, Jumat, 17 Mei 2019. Dalam kasus pengungkapan kasus terorisme JAD ini Densus 88 telah mengamankan sebanyak 86 tersangka dari Januari 2019. TEMPO/Muhammad Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok Jamaah Anshorut Daulah diduga akan melaksanakan amaliyah saat pengumuman rekapitulasi nasional Komisi Pemilihan Umum atau KPU pada 22 Mei 2019. Pengakuan ini disampaikan Dede Yusuf alias Jundi alias Bondan, terduga teroris yang ditangkap Densus 88.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dede mengungkapkan alasan aksi teror itu dilakukan pada 22 Mei. Menurut Keyakinan Dede, pesta demokrasi di Indonesia adalah syirik akbar yang dapat membatalkan keislaman. "Yang termasuk baroah (ampunan) melepas diri saya dari kesyirikan tersebut," ujar Dede dalam sebuah video yang diputar Polri dalam press conference pengembangan teroris di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan pada Jumat, 17 Mei 2019.

Berikut pengakuan lengkap Dede:

"Assalamualaikum. Nama saya Dede Yusuf alias Jundi alias Bondan. Saya memimpin beberapa ikhwan untuk melakukan amaliyah pada 22 mei dengan menggunakan bom yang sudah saya rangkai dan menggunakan remote control. Yang mana pada tanggal tersebut sudah kita ketahui bahwa di situ akan ada kerumunan massa yang merupakan event yang bagus untuk saya melakukan amaliyah, karena di situ memang merupakan pesta demokrasi yang menurut keyakinan saya adalah syirik Akbar yang membatalkan keislaman. Yang termasuk baroah melepas diri saya dari kesyirikan tesebut."

Berdasarkan pengakuan Dede Yusuf tersebut, Polri mengimbau masyarakat tak berunjuk rasa ke KPU pada 22 Mei 2019.

"Diimbau masyarakat untuk tidak turun di jalan karena ada potensi aksi teror," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Mohammad Iqbal.

Menurut Iqbal untuk mengantisipasi segala aksi teror, Polri bersama TNI telah menerjunkan 32 ribu personel gabungan untuk mengamankan acara penetapan penghitungan suara KPU pada 22 Mei tersebut. Gedung KPU dan Bawaslu pun akan menjadi prioritas utama pengamanan.

Sebanyak 68 terduga teroris dibekuk tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri sejak Januari hingga Mei 2019. Ke-68 terduga teroris itu dengan rincian; Januari ada empat orang, Februari ada satu orang, Maret ada 20 orang, April ada 14 orang, dan Maret ada 29 orang.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus