Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Hukum

Kasus Gilang Bungkus, Unair Upayakan Audiensi Dengan Keluarga

Hingga saat ini Universitas Airlangga belum mengetahui keberadaan Gilang Bungkus.

2 Agustus 2020 | 22.10 WIB

Ilustrasi merekam orang mandi lewat ponsel. Sumber: asiaone.com/The Strait Times.
Perbesar
Ilustrasi merekam orang mandi lewat ponsel. Sumber: asiaone.com/The Strait Times.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Airlangga (Unair) mulai mengambil tindakan terhadap terduga pelecehan seksual fetish kain jarik dengan dalih penelitian yang merupakan salah satu mahasiswa di kampus asal Jawa Timur. Hingga saat ini Unair belum mengetahui keberadaan G yang dikenal sebagai Gilang Bungkus.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Sementara pihak Dekanat akan lakukan audiensi dengan mahasiswa yang bersangkutan atau keluarga yang mewakili," kata Ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH) Unair Suko Widodo, saat dihubungi Tempo, Ahad, 2 Agustus 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Suko mengatakan Universitas Airlangga belum mengambil keputusan apapun terhadap G. Pasalnya, mahasiswa Unair angkatan 2015 jurusan Fakultas Ilmu Budaya itu hingga saat ini belum dapat dihubungi. Suko berharap audiensi ini bisa menghasilkan keputusan yang lebih tegas. "Semoga minggu depan sudah ada langkah yang bisa diambil," kata Suko.

Unair telah membuka pusat bantuan untuk menampung laporan dari para korban Gilang Bungkus. Per hari ini, setidaknya ada 15 aduan yang didapat oleh help center tersebut. Suko sebelumnya menegaskan tindakan tegas dan tidak akan melindungi yang bersangkutan.

"Kami secara tegas tidak akan melindungi kesalahan dan akan terus melakukan investigasi. Tentunya akan memberikan sanksi paling tegas karena hal itu merupakan tindakan melanggar disiplin moral mahasiswa," ucap Suko.

Kasus Gilang Bungkus ramai dibicarakan ketika seorang yang diduga menjadi korban angkat bicara melalui Twitter. Korban menceritakan ihwal dugaan pelecehan seksual yang dialaminya.

Dari cerita korban, pelaku menggunakan modus tugas penelitian terhadap korbannya. Gilang Bungkus memanipulasi dan memaksa korban untuk membungkus seluruh badan dengan kain jarik atau selendang batik dengan dalih mencari reaksi emosional orang saat dibungkus.

Egi Adyatama

Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Alumni Universitas Jenderal Soedirman ini sejak awal meliput isu politik, hukum, dan keamanan termasuk bertugas di Istana Kepresidenan selama tiga tahun. Kini menulis untuk desk politik dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus