Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Airlangga (Unair) mulai mengambil tindakan terhadap terduga pelecehan seksual fetish kain jarik dengan dalih penelitian yang merupakan salah satu mahasiswa di kampus asal Jawa Timur. Hingga saat ini Unair belum mengetahui keberadaan G yang dikenal sebagai Gilang Bungkus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Sementara pihak Dekanat akan lakukan audiensi dengan mahasiswa yang bersangkutan atau keluarga yang mewakili," kata Ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH) Unair Suko Widodo, saat dihubungi Tempo, Ahad, 2 Agustus 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Suko mengatakan Universitas Airlangga belum mengambil keputusan apapun terhadap G. Pasalnya, mahasiswa Unair angkatan 2015 jurusan Fakultas Ilmu Budaya itu hingga saat ini belum dapat dihubungi. Suko berharap audiensi ini bisa menghasilkan keputusan yang lebih tegas. "Semoga minggu depan sudah ada langkah yang bisa diambil," kata Suko.
Unair telah membuka pusat bantuan untuk menampung laporan dari para korban Gilang Bungkus. Per hari ini, setidaknya ada 15 aduan yang didapat oleh help center tersebut. Suko sebelumnya menegaskan tindakan tegas dan tidak akan melindungi yang bersangkutan.
"Kami secara tegas tidak akan melindungi kesalahan dan akan terus melakukan investigasi. Tentunya akan memberikan sanksi paling tegas karena hal itu merupakan tindakan melanggar disiplin moral mahasiswa," ucap Suko.
Kasus Gilang Bungkus ramai dibicarakan ketika seorang yang diduga menjadi korban angkat bicara melalui Twitter. Korban menceritakan ihwal dugaan pelecehan seksual yang dialaminya.
Dari cerita korban, pelaku menggunakan modus tugas penelitian terhadap korbannya. Gilang Bungkus memanipulasi dan memaksa korban untuk membungkus seluruh badan dengan kain jarik atau selendang batik dengan dalih mencari reaksi emosional orang saat dibungkus.