Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kriminal

Motif Pelempar Bayi dari Atap Mal Bekasi, Soal Ekonomi?  

Penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Kepolisian Resor Bekasi Kota, akan memeriksa kejiwaan Fitroha, 30 tahun.

15 Mei 2016 | 14.13 WIB

TEMPO/Mahfoed Gembong
Perbesar
TEMPO/Mahfoed Gembong

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Kepolisian Resor Bekasi Kota, akan memeriksa kejiwaan Fitroha, 30 tahun, ibu yang tega menjatuhkan bayinya yang masih berusia sebulan, Anindita Aprilia, dari atap mal Bekasi Junction hingga tewas pada Sabtu pagi, 14 Mei 2016.

"Tes itu untuk memastikan kondisi kejiwaannya, dan melengkapi berkas," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Bekasi Kota Komisaris Rajiman, Ahad, 15 Mei 2016.

Tes kejiwaan dijadwalkan di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, dalam waktu dekat. Menurut Rajiman, pelaku hingga kini masih menjalani pemeriksaan. Penyidik, kata dia, masih kesulitan memintai keterangan, karena Fitroha masih banyak terdiam dan menangis. "Penyidik pelan-pelan dalam menangani kasus," katanya.

Mertua Fitroha, Sobirin, 55 tahun, mengaku menyerahkan sepenuhnya, kasus yang menimpa cucunya tersebut ke kepolisian. Ia mengakui bahwa sikap menantunya tersebut berubah sejak mengandung anak keduanya tersebut. "Sering melamun ketika menjelang magrib," kata Sobirin di rumahnya, Gang Mawar, Jalan Kartini, Bekasi Timur.

Ia mencontohkan, Pipit sapaan akrab menantunya pernah berjalan seorang diri di pinggir rel di Jalan Juanda, Bekasi Timur. Warga yang melihat segera membawa pulang ke rumahnya. Keluarga tak tahu pasti penyebab berubahnya sikap tersebut. Namun, diduga karena depresi akibat faktor ekonomi. "Keluarga kami semua pengrajin tempe," kata Sobirin.

Sobirin mengatakan menantunya tersebut pernah mengeluhkan profesi yang digeluti keluarga. Ketika itu, Pipit mengeluhkan, bahwa orang tuanya, mertua, serta suaminya merupakan pengrajin tempe. "Memang tidak ada pekerjaan lain apa?" kata Sobirin menirukan ucapan Pipit. "Kami minta sabar, yang penting hasilnya halal dan berkah."

Sobirin mengatakan jenazah Anindita telah dikebumikan di tempat pemakaman dekat rumah besannya atau orang tua kandung Pipit di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, setelah diautopsi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Sabtu malam, 14 Mei 2016.

ADI WARSONO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Juli Hantoro

Juli Hantoro

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus