Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Mula-mula menjambret jemuran

Perampokan komplotan uli sulaiman terlibat rp 32 juta dan para tersangka berhasil ditangkap. siterampok merasa bersalah, takut dituduh berkomplot. (krim)

25 Agustus 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KARIRNYA dimulai, sejak 1969, sebagai tukang jambret jemuran. Lalu meningat berani mencuri tas. Pencuri kecillah! Tapi seterusnya, begitu tutur Uli Sulaiman kepada Hasan Syukur dari TEMPO, "saya memang sering ketagihan." Sebelum peristiwa perampokan gaji pegawai P & K belakangan ini, katanya, anak seorang pensiunan ABRI ini sudah tiga kali berurusan dengan polisi untuk perkara kejahatan. Namun begitu di mata masyarakat Garunggang Kulon (Kabupaten Bandung) terutama para tetangga, Uli dipandang sebagai kepala keluarga baik-baik dari seorang isteri dan satu-satunya anak perempuan berumur setahun. Pekerjaannya? Tak ada yang tahu. Setamat SMP, begitu diketahui, Uli bekerja ikut seorang pemborong bangunan. Tidak lama. Setelah itu dia lebih sering kelihatan luntang-lantung, tapi duitnya banyak. Kalau ditanya dia hanya bilang: "bisnis!" Tentu bukan mudah dipercaya. Sebab kegiatannya sering pulang-balik ke Singapura. "Dalam KTP (kartu penduduk) tertulis pekerjaan saya memang dagang," kata Uli. Di antara kawanannya, Uli terhitung paling tua. Diduga dialah pemimpin perampokan di Jalan Panaitan awal bulan ini. Pertemuannya dengan berandal Kayu Agung (Palembang) katanya, tidak sengaja. Dia ketemu Majid, di lapangan terbang ketika hendak pergi ke Singapura. Itupun sebelumnya tidak tahu kalau Majid dkk adalah penJahat tuturnya. "Saya tidak punya cita-cita yang tegas," ujar Uli beberapa waku setelah tertangkap. "Yang jelas," katanya, "saya ingin jadi orang baik-baik." Teringat anak isterinya, yang pasti menunggunya di rumah, bola mata Uli berkaca-kaca. "Sebaiknya anak saya tidak usah tahu apa pekerjaan ayannya," katanya. "Perampokan itu juga saya lakukan karena gelap. Tidak tahu apa yang harus saya lakukan untuk mendapatkan uang. Setiap tahun saya musti menyediakan uang untuk kontrak rumah. Sekarang segalanya sudah habis sama sekali . . . "

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus