Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Hukum

Pembunuhan dalam Kardus, Ayah Putri Curigai Orang Dekat  

Polisi memeriksa intensif seorang pedagang warung.

5 Oktober 2015 | 21.37 WIB

Para guru dan siswa SDN 05 Kalideres berdoa di makam Putri Nur Fauzia di Kalideres, Jakarta, 5 Oktober 2015. Siswa-siswa ini merupakan teman satu sekolah dengan Putri. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Perbesar
Para guru dan siswa SDN 05 Kalideres berdoa di makam Putri Nur Fauzia di Kalideres, Jakarta, 5 Oktober 2015. Siswa-siswa ini merupakan teman satu sekolah dengan Putri. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ayah Putri, Asep Syaifullah, 36 tahun, mencurigai pembunuh Putri Nur Fauziah, 9 tahun, adalah orang yang dikenal korban. “Berdasarkan laporan polisi dan dari berita yang beredar, pembunuhnya pastilah kenal dengan korban,” kata Asep kepada Tempo, Senin, 5 Oktober 2015.

Asep menambahkan, mestinya dari sekolah, Putri belok ke kiri, ke arah rumah. Namun, saat kejadian, dia malah belok ke kanan. Ketika itu sepupu Putri, Kelvin, memanggil Putri, tapi Putri malah mengindahkan Kelvin dan jalan terus ke kanan. Perihal hal tersebut, Asep berkata, “Saya menduga, sih, orang yang menyuruh Putri atau yang ingin bertemu dengannya merupakan orang yang dekat dan dikenal baik.”

Ketika ditanya mengenai adakah orang yang dicurigai, Asep berucap, “Saya tidak tahu. Cuma hari ini ada tetangga yang rumahnya di sekitar sini sedang diperiksa di polda sebagai saksi.”

Orang tersebut, menurut Asep, bekerja sebagai pedagang warung yang warungnya kerap dilewati Putri sepulang sekolah. “Anak-anak banyak yang suka main di sana. Kakak-kakak Putri juga suka ke sana, termasuk Putri. Namun saya belum tahu dan memang belum punya gambaran siapa pelakunya,” tuturnya.

Sayangnya, Asep tidak mau memberi tahu nama orang yang dijadikan saksi tersebut hingga polisi mengumumkan tersangka pembunuh anaknya. Selain orang tersebut, dua orang yang ada di sekitar TKP juga dijadikan saksi dan tengah diperiksa di Kepolisian Daerah Metro Jaya siang ini. “Saya menyerahkan semua kepada hukum yang berlaku,” ujar Asep.

Putri Nur Fauzia merupakan anak perempuan berumur 9 tahun yang hilang sejak Jumat siang dan ditemukan tewas pada pukul 22.30 di hari yang sama, di kawasan Kampung Belakang, Kamal, Jakarta Barat.

Saat ditemukan, mayat berada ada di dalam kardus di bawah Jembatan Sahabat dengan kondisi kedua tangan dan kaki dililit lakban menekuk di depan dada. Menurut pemeriksaan, terdapat darah pada kemaluan dan dubur korban. Diduga, sebelum dibunuh, korban juga mengalami pelecehan seksual.

Putri dinyatakan hilang karena tak kunjung pulang ke rumah dari sekolahnya di SDN 05 pagi Kalideres. Padahal, biasanya, dia pulang pukul 09.30. "Karena itu Jumat, jadi pulang cepat," ucap paman korban, Abdul Khair, 43 tahun.

Abdul Kahir mengatakan kedua orang tua Putri telah berpisah sejak lama. Saat ini korban tinggal bersama ibu dan neneknya di Rawa Lele, RT 006 RW 07, Kalideres. Pamannya menjelaskan, Putri sosok yang terbuka. "Dia orangnya selalu bilang kalau ada apa-apa," katanya.

BAGUS PRASETIYO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yuliawati

Yuliawati

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus