Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim pengacara tersangka kru film porno menyebut kliennya, AIS yang bekerja sebagai editor film dahulu tidak memproduksi materi seperti itu. Pengacara Hika T. A. Putera mengatakan AIS bahkan sempat memproduksi film tema ramadan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat itu, Hika kenal dengan AIS yang bekerja sebagai editor video. "Dia bukanlah semacam sindikat pembuatan film itu. Saya kenal dia sebelumnya malah di film ramadan," ujarnya di Polda Metro Jaya, Jumat, 15 September 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hika juga mengatakan dirinya juga pernah diajak bermain film tema ramadan. Dirinya diajak sebagai salah satu pemain dalam film.
Maka, Hika mengenal sosok AIS tidak berfokus pada produksi film porno. Pembuatan tayangan tema ramadan itu pun melalui rumah produksi yang berbeda.
Atas kejadian ini, dia menyampaikan bahwa AIS merasa ditipu. Begitu juga dengan rekan AIS inisial JAAS yang merasakan hal yang sama.
"Karena mereka sudah memperingatkan 'Ini kok jadi vulgar begini?" katanya.
Ketika bekerja untuk rumah produksi milik tersangka inisial I, pembuatan film awalnya bukan pornografi. Belakangan film yang diproduksi tersangka I mulai bergeser ke arah tayangan terlarang tersebut.
Hika mengungkapkan, tersangka I diduga mengatakan kepada AIS dan JAAS bahwa produksi film ini legal, rumah produksi memiliki badan hukum, dan ada kuasa hukum. Selanjutnya I mengklaim produksi ini aman, tidak perlu dikhawatirkan, dan dia menjamin akan bertanggung jawab.
"Jadi karena ketidaktahuan mereka terkait dengan Undang-Undang Pornografi dan Undang-Undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik), mereka mengikuti saja," tutur Hika.
Di rumah produksi film porno Jaksel itu, JAAS berperan sebagai juru kamera. Sedangkan AIS sebagai editor film sebelum diunggah ke website.
Polisi mengungkap perkara pada 21 Juli 2023. Lima pelaku inisial I, JAAS, AIS, AT, dan SE ditangkap dan sejumlah alat produksi dari rumah produksi film porno di Jakarta Selatan ini sudah disita.
Rumah produksi milik inisial I diketahui beroperasi sejak 2022. Total keuntungan mencapai Rp 500 juta dari tayangan film porno di website tersebut.
Pilihan Editor: 2 Kasus Film Porno dan Pesta Seks yang Dibongkar Hampir Bersamaan di Jakarta Selatan