Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror Polri menangkap salah satu warga Solo, Abdul Rohim yang diduga terlibat dalam aksi teror.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mereka juga melakukan penggeledahan di rumah Rohim yang masih tinggal bersama orang tuanya, Jum'at siang 16 Agustus 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rohim bukan nama baru dalam dunia terorisme. Berdasarkan catatan Tempo, pria tersebut juga pernah ditangkap Densus 88 sekitar sembilan tahun silam. Saat itu dia berstatus sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Sukoharjo.
"Iya, dulu dia pernah ditangkap," kata salah satu tetangganya, Ari. Saat itu Rohim ditangkap bersama kakak kandungnya yang juga kuliah di kampus yang sama.
"Tapi kakaknya akhirnya dilepas karena tidak terbukti terlibat," katanya. Sedangkan Rohim menjalani proses hukum hingga harus menjalani vonis pengadilan. Hanya saja, Ari mengaku tidak ingat kapan Rohim keluar dari penjara.
Saat itu, Rohim ditangkap lantaran ikut menyebarkan video pelatihan teroris ala militer di Aceh melalui internet. Dia mendapatkan video yang tersimpan dalam cakram digital tersebut dari salah satu temannya kemudian mengunggahnya di internet.
Meski pernah terlibat kasus terorisme, Ari menyebut bahwa selama ini Rohim tidak pernah menampakkan perilaku aneh. "Orangnya cukup baik dan ramah," katanya. Dia juga cukup aktif dalam kegiatan di kampungnya.
Selain itu, warga juga mengenal Rohim sebagai warga yang cukup pandai. "Saat kuliah sering menang lomba robotik," katanya. Selama ini Rohim yang telah memiliki satu anak itu bekerja di sebuah bengkel dinamo.