Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kriminal

Sakit Hati, Motif Pembunuhan Bocah Kelas 1 SD di Bogor

Pelaku pembunuhan Sarah Jesica Sitorus, anak perempuan berusia tujuh tahun, di Bogor tega membunuh karena sakit hati dan dendam kepada ayah korban.

12 Februari 2016 | 21.31 WIB

Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. Tempo/Indra Fauzi
Perbesar
Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. Tempo/Indra Fauzi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Bogor - Noval Fajar Bakti, 31 tahun, tersangka pelaku pembunuhan Sarah Jesica Sitorus, anak perempuan berusia tujuh tahun, mengaku tega membunuh karena sakit hati dan dendam kepada ayah korban.

Buruh salah satu pabrik susu kental manis di kawasan Citeureup, Kabupaten Bogor ini mengaku sakit hati karena tak diberi pinjaman uang.

"Motif penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia ini karena sakit hati pada ayah korban karena pinjaman uang yang diberikan bunganya terlalu tinggi," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polisi Resor Bogor, Ajun Komisaris Auliya R Djabar, Jumat, 12 Februari 2016.

Pada Kamis pagi kemarin, Noval mendatangi rumah korban di Perum Taman Kenari Blok 4C, nomer 17 RT 01/13, desa Puspasari, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Awalnya, dia mengaku ingin mengancam membunuh ayah korban, Binaharma Sitorus.
Namun saat masuk ke rumah, hanya ada Jesica dan ibunya, Yunida Nainggolan.

Jesica dan Yuanida berteriak karena ada orang tak dikenal masuk ke rumah mereka. Panik, Noval langsung menghunuskan pisau yang sengaja dia beli di pasar Cibinong ke tubuh Yunida secara bertubi-tubi.

Bahkan pelaku pun menusukan pisau dapur itu ke Jesica yang akan berangkat ke sekolah. Yunida masih bisa diselamatkan. sementara Jesica, tewas karena luka tusukan yang cukup parah.

Menurut Auliya, pelaku sebenarnya merupakan teman Binaharma. Bahkan, pelaku juga sebelumnya pernah meminjam uang sebesar Rp 2,5 juta. "Akan tetapi ayah korban mewajibkan pelaku untuk mengembalikan uang dua kali lipat dengan alasan untuk bunga," kata dia.

Noval pun mengaku mencicil uang pinjaman berikut bunga menjadi sebesar Rp 4 juta selama empat bulan. Dia berencana ingin kembali meminjam uang sebesar Rp 1 juta dengan jaminan foto copy KTP. Namun, permintaan itu ditolak karena pinjaman belum lunas.

"Saya mau pinjam uang 1 juta tapi tidak dikasih. Padahal dia awalnya sempat bilang tanpa jaminan pun pinjaman uang akan cair hanya satu hari. Buktinya tidak bisa," kata Noval. Dia mengaku uang pinjaman tersebut akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Karena tidak diberi pinjaman lagi itu, Noval mengaku sakit hati dan datang ke rumah korban untuk mengancam menghabisi nyawa Binaharma. "Tapi saat datang ke rumah mereka, saya malah diteriaki maling oleh istri Binaharma sehingga saya pun nekat menusuknya menggunakan pisau dapur yang sengaja saya beli untuk mengancam," kata dia.

M SIDIK PERMANA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angga Sukma Wijaya Sukabumi tn

Angga Sukma Wijaya Sukabumi tn

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus