Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kriminal

Satgas Damai Cartenz Bantah Baku Tembak TPNPB dan Militer di Ilaga Papua

Kepala Satgas Damai Cartenz menyatakan hingga saat ini belum ada laporan apa-apa di Ilaga soal baku tembak anatar TPNPB dan TNI di Ilaga.

4 Juli 2024 | 14.41 WIB

Pasukan TPNPB-OPM. Dok. Istimewa
Perbesar
Pasukan TPNPB-OPM. Dok. Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Satuan Tugas (Satgas) Operasi Damai Cartenz Brigadir Jenderal Polisi Faizal Ramadhani menyatakan tidak ada laporan tembak antara anggota TPNPB dengan militer Indonesia di kawasan Ilaga, Papua, pada 27-29 Juni 2024.

"Hingga saat ini belum ada laporan apa-apa di Ilaga soal baku tembak, tidak ada kegiatan dan kejadian," kata Faizal saat dikonfirmasi Tempo melalui sambungan telepon pada Selasa, 4 Juli 2024.

Pernyataan Satgas Damai Cartenz itu disampaikan menanggapi keterangan pers dari manajemen Markas Pusat Komando Nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (KOMNAS TPNPB) yang menyebut terjadi baku tembak pada Kamis, 27 Juni 2024. Baku tembak, disebutkan terjadi karena pasukan militer Indonesia dari Timika menuju Ilaga dengan membawa senjata, bom, dan logistik perang memasuki Kabupaten Puncak, Papua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Panglima Tinggi TPNPB-OPM Jenderal Goliath Tabun mengklaim tujuan pasukan militer Indonesia membawa alat perang ke Ilaga ke Distrik Agundugume untuk membangun pos militer dan gudang logistik untuk misi pertahanan negara agar membatasi pergerakan pasukan TPNPB di wilayah operasi TPNPB Kodap XVII Puncak, Papua.

Pasukan militer Indonesia disebut mulai membangun pada pukul 09.00 WIT. Selanjutnya pada 09.20 WIT, panglima perang TPNPB Kodap XVIII, Penny Murib mengerahkan pasukannya untuk mengejar pasukan militer Indonesia hingga terjadi baku tempak di Sinakin hingga pukul 09.45 WIT. "Kejadian berlangsung selama 2 jam," kata Goliath melalui rilisnya pada Selasa, 4 Juli 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penyerangan itu disebut juga menggunakan drone yang dilengkapi bom mortir selama pertempuran. Bom yang jatuh di pemukiman warga itu, kata Goliath, mengakibatkan seorang warga sipil atas nama Yangigik Kulua mengalami luka berat di bagian rusuk. 

Kontak tembak terus terjadi pada Sabtu, 29 Juni 2024 sekitar pukul 15.00 WIT selama 50 menit. Dalam kontak tembak itu, TPNPB menyatakan satu anggotanya yang bernama Tetan Murib tewas. Jasadnya telah dievakuasi oleh Mayor Sisip Tabuni dan anggotanya dari Sinakin dan telah dimakamkan pada enin, 1 Juli 2024. "Aksi tersebut terjadi 3 hari berturut-turut sejak 27 hingga 29 Juni 2024," kata Goliath. 

TPNPB mendesak agar Presiden Indonesia, agar segera membuka akses kemanusiaan bagi warga sipil untuk menangani ratusan anak-anak dan orang dewasa hingga lansia yang telah mengungsi dari Distrik Oneri, Distrik Agadugume dan distrik tetangga ke Distrik Sinak untuk mendapatkan bantuan kemanusiaan secara lokal dan internasional.

Advist Khoirunikmah

Advist Khoirunikmah

Bergabung di Tempo sejak November 2023. Alumni Bakrie University dan Politeknik Negeri Bandung. Mengawal isu hukum dan kriminal.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Ā© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus