Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kriminal

Sejarah Kalijodo: Dari Tempat Nongkrong ke Pelacuran  

Tahun 1950-an Kalijodo tempat nongkrong anak muda sampai banyak yang berjodoh. Tahun 1970-an menjadi kompleks pelacuran.

12 Februari 2016 | 18.00 WIB

Foto udara hasil 'screenshot' kawasan Kalijodo di Jakarta, 12 Februari 2016. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana menata kawasan yang dikenal sebagai lokalisasi dan pusat judi ini. ANTARA/Muhammad Adimaja/pd/16
Perbesar
Foto udara hasil 'screenshot' kawasan Kalijodo di Jakarta, 12 Februari 2016. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana menata kawasan yang dikenal sebagai lokalisasi dan pusat judi ini. ANTARA/Muhammad Adimaja/pd/16

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berkukuh akan menggusur kawasan hiburan malam Kalijodo pada tahun ini. Dia pun akan mengerahkan polisi dan tentara untuk mengawal penggusuran itu. “Kalau perlu, kami kerahkan tank,” katanya berseloroh, seperti dimuat Koran Tempo edisi 12 Februari 2016.

Tempat hiburan malam Kalijodo terletak di Jalan Kepanduan II, Kelurahan Pejagalan, Jakarta Utara. Sebagian lokalisasi itu masuk wilayah Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Puluhan wisma dan diskotek dua lantai berdiri di sepanjang jalan hampir 1 kilometer itu.

BACA: Kisah Pelacur Kalijodo: Tarif Kencan, Cek Kesehatan, dan Rencana Penggusuran

Wilayah itu disebut Kalijodo karena bantaran kali di sana pada 1950-an menjadi tempat nongkrong muda-mudi Jakarta hingga banyak yang berjodoh. Selama 20 tahun, ketika pendatang kian banyak, kali menjadi kotor dan Kalijodo menjadi tempat selingkuh, hingga akhirnya menjadi lokasi prostitusi pada 1970.

Pemerintah menggusur lokalisasi itu pada Maret 2003. Tahun lalu, Sekretaris Daerah DKI Saefullah berencana menggusur lokalisasi yang terletak di samping Kanal Banjir Barat tersebut. Pemerintah akan mengubah lokalisasi itu menjadi jalan inspeksi dan ruang terbuka hijau. Alasannya, Jakarta baru memiliki 10 persen ruang terbuka hijau dari 30 persen yang ditargetkan.

BACA: Ahok Berjanji Segera Bongkar Kalijodo

Kalijodo terkenal karena berbagai peristiwa kekerasan selain penggusuran. Pada Maret 2013, dua kelompok penduduk bentrok. Tak jelas benar awal mula bentrokan. Tapi, akibat bentrokan itu, beberapa perempuan harus mengungsi ke masjid dekat kantor Kecamatan Tambora.

Tak hanya bentrokan antarkelompok, kelompok yang menguasai Kalijodo juga kerap bentrok dengan aparat kepolisian dan TNI. Menurut Ketua Rukun Warga 10 Kecamatan Tambora, Syaifullah, warga Kalijodo yang berada di sisi utara terkenal tak kenal takut. "Jangankan orang sipil, sekelas kapolsek saja ditodong pistol," ujar dia.

GANGSAR PARIKESIT | DINI PRAMITA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bagja Hidayat

Bagja Hidayat

Bergabung dengan Tempo sejak 2001. Alumni IPB University dan Binus Business School. Mendapat penghargaan Jakarta Jurnalis Award dan Mochtar Lubis Award untuk beberapa liputan investigasi. Bukunya yang terbit pada 2014: #kelaSelasa: Jurnalisme, Media, dan Teknik Menulis Berita. Sejak 2023 menjabat wakil pemimpin redaksi

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus