Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Lelaki berbadan tegap berambut cepak itu duduk menyendiri di kedai Dunkin Donuts Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat. Hari itu, sepekan sebelum Lebaran, berkali-kali ia menengok arloji Swiss Army hitam di tangan kirinya. Tak lama berselang, seseorang dengan dandanan perlente menghampirinya. Pria itu menyerahkan sebuah amplop.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo