Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, mengatakan lembaganya memang mengeluarkan keterangan tertulis soal penangkapan pentolan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab oleh kepolisian Arab Saudi. Ia membantah kabar yang menyebut keterangan tertulis berkepala surat kedutaan Arab Saudi soal penangkapan Rizieq Shihab adalah hoaks (hoax).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Rilis tersebut benar dari saya, Agus Maftuh Abegebriel, Duta Besar LBBP RI untuk Arab Saudi dan Wakil Tetap RI di Organisasi Kerjasama Islam (OKI)," kata Agus dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Kamis, 8 November 2018.
Pada Rabu, 7 November 2018, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Riyadh mengeluarkan keterangan tertulis berisi 10 poin tentang penangkapan Rizieq Shihab di Arab Saudi. Imam besar FPI itu sebelumnya dikabarkan telah diperiksa dan ditahan oleh kepolisian Arab terkait pemasangan bendera hitam yang mengarah pada ciri-ciri gerakan ekstrimis. Dari foto yang beredar, bendera tersebut terpasang di dinding belakang kediaman Rizieq di Arab.
Keterangan tertulis yang dikeluarkan KBRI Riyadh ini dinilai sebagian kalangan sebagai surat hoax. Ada kelompok yang menuding surat itu hoax. Berikut tudingan hoax dan penjelasan Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi:
1. Kop Surat
Kelompok yang menuduh rilis Kedutaan Besar Arab Saudi hoax menyebut salah satu indikasi bahwa keterangan tersebut palsu adalah kop surat yang bertuliskan "duta besar" bukan "kedutaan besar".
Agus juga menjelaskan tak ada masalah dalam kop surat yang bertuliskan Duta Besar Republik Indonesia. Dia menuturkan ada tiga jenis kop surat resmi yang biasa digunakan kedutaan besar yakni bersi Indonesia, Inggris, dan Arab. "Kop seperti ini juga pernah saya gunakan untuk rilis ketika Al Habib Mohammad Rizieq Shihab saat diberitakan terkena pencekalan dan terkait posisi visanya," kata dia.
2. Tanda tangan di surat
Orang yang mencoba menyebut rilis tersebut hoax menyebut kejanggalan lain dari surat tersebut adalah tanda tangan yang tidak rapi. Menurut kelompok ini, tanda tangan dalam rilis tersebut tertutup tidak presisi, karena ada sebagian garis yang tertimpa stempel burung garuda. Sementara, bagian lain malah menimpa stempel.
Menurut Agus, tanda tangan yang dipermasalahkan itu juga merupakan tanda tangan aslinya. Dia menjelaskan tanda tangan ini dibuat dengan perangkat Stylus Digitizer bawaan laptop Microsoft Surface Pro-4. "Microsoft Surface ini memungkinkan saya untuk membubuhkan tanda tangan langsung di layar komputer dengan dukungan warna yang sudah ada di software," kata dia.
Baca juga Penjelasan Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi soal perlakuan kepada Rizieq Shihab di sana.
Agus mengatakan KBRI Riyadh merilis surat keterangan ini dalam dokumen PDF dan dokumen Microsoft Word. Menurut dia, keterangan yang beredar di media sosial itu merupakan hasil scan dari dokumen PDF ini. "Rilis asli tersebut dalam bentuk PDF langsung dan bukan hasil scan. Edisi JPEG, JPG atau BMP yang beredar adalah hasil convert dari kreatifitas netizen," katanya.
Dalam rilis keterangan penangkapan Rizieq Shihab, Agus menuturkan KBRI Riyadh berpegang pada objektivitas. Sebagai duta besar, dia mengatakan tak pernah membedakan setiap Warga Negara Indonesia yang berada di Arab Saudi. "Dalam melayani para ekspatriat Indonesia di Arab Saudi, saya sebagai pelayan WNI tidak pernah melakukan diskriminasi dan mempermasalahkan partai atau mazhab apapun," katanya.