Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Hukum

Wakapolri Usulkan Pembentukan Satgas Patroli Siber Tingkat ASEAN

Usulan ini dalam upaya untuk melawan kelompok teroris yang kerap memanfaatkan dunia maya.

19 September 2017 | 22.29 WIB

Wakil Kepala Polri (Wakapolri) yang baru Komisaris Jenderal Syafruddin bersiap mengikuti pelantikan di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, 10 September 2016. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Perbesar
Wakil Kepala Polri (Wakapolri) yang baru Komisaris Jenderal Syafruddin bersiap mengikuti pelantikan di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, 10 September 2016. TEMPO/Dhemas Reviyanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia Komisaris Jenderal Syafruddin menggagas pembentukan satuan tugas patroli siber tingkat ASEAN guna mencegah radikalisme dan kekerasan kelompok ekstrimisme di kawasan Asia Tenggara. Hal ini menyusul sejumlah konflik dan terorisme yang dilatari oleh kelompok radikal terjadi di kawasan ASEAN.

"Satuan tugas patroli siber mampu mendeteksi dini aktivitas jaringan teroris yang menyalahgunakan internet," kata Syafruddin dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 19 September 2017.

Baca : Jokowi Ingatkan Ancaman Teroris di Kawasan ASEAN

Usulan tersebut disampaikannya dalam agenda ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC) ke-11 di Filipina yang dilaksanakan sejak 18-21 September 2017. Pertemuan tersebut dihadiri delegasi dari negara-negara ASEAN untuk membahas beragam kejahatan transnasional.

Jenderal bintang tiga ini pun mengajak negara-negara tetangga untuk bekerjasama dalam melawan aksi-aksi terorisme di Asia Tenggara. "Kita bangun kerja sama terkait pemantauan terhadap kelompok atau jaringan teroris," ujarnya.

Baca : Hadiri Komunitas Keamanan ASEAN, Wiranto Bawa Lima Isu

Salah satu upaya yang bisa dilakukan, kata Syafruddin, adalah melakukan pertukaran informasi intelijen tentang kelompok teroris dan radikal serta membangun kerjasama subnasional pada kawasan perbatasan. Selain itu, bisa dilakukan upaya-upaya pendekatan persuasif atau keras terhadap jaringan radikal dan kelompok kekerasan ekstrimisme sesuai amanat "UN Global Strategy to counter terorism".

Syafruddin pun membeberkan di forum tersebut bahwa Indonesia melaksanakan pendekatan plan of action to counter violent extremism melalui pencegahan, yaitu deradikalisasi dan counter deradikalisasi, penegakan hukum dan penguatan hukum nasional, serta kemitraan dan kerjasama internasional.

Beberapa kerjasama internasional yang telah dilakukan Indonesia antara lain pertemuan trilateral antara Indonesia, Malaysia dan Filipina di Manila pada Juni 2017 serta subregional ministerial meeting di Manado Sulawesi Utara pada Juli 2017. Keduanya sebagai upaya Indonesia dalam kerjasama kawasan untuk melawan kekerasan dari kelompok ekstrimis dan terorisme.

ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus