Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
INFO BISNIS - Pada penghargaan Indonesia Banking Award (IBA) 2016 yang digelar di Hotel JS Luwansa pada 7 September 2016, Bank Sulteng meraih tiga penghargaan bank berkinerja terbaik untuk kategori aset di bawah 10 triliun. Ketiga penghargaan tersebut adalah The Most Efficient Bank, The Best Bank in Productivity, dan The Best Bank in Retail Banking Services. Prestasi membanggakan ini merupakan hasil kerja keras segenap karyawan dan jajaran direksi Bank Sulteng. Adapun tahun sebelumnya Bank Sulteng hanya menyabet satu penghargaan, yaitu The Most Efficient Bank.
Direktur Utama Bank Sulteng Rahmat A. Haris menuturkan, “Pencapaian ini merupakan hasil proses belajar dari tahun lalu untuk terus meningkatkan kinerja Bank Sulteng. Kemampuan Bank Sulteng untuk meningkatkan efisiensi terus kami lakukan.”
Strategi cost efficiency dilakukan dengan sangat selektif membatasi penggunaan vendor. “Apa yang dapat kami lakukan seperti pembuatan rencana bisnis bank (RBB) ataupun standar operasional prosedur (SOP) yang kami kerjakan sendiri,” ujar Haris, memaparkan. Alhasil, Bank Sulteng berhasil mempertahankan prestasinya dalam kategori The Most Efficient Bank.
Pada kategori The Best Bank in Productivity, Bank Sulteng berhasil meningkatkan produktivitasnya dengan menurunkan rasio biaya tenaga kerja terhadap biaya operasional dan laba perusahaan. Metodologi yang digunakan dalam IBA 2016 adalah membandingkan biaya operasional perusahaan terhadap pendapatan operasional (BOPO). Haris mengungkapkan, “BOPO kami di bawah 70 persen. Ini selalu kami jaga persentasenya untuk mengetahui berapa kontribusi seseorang terhadap rasio produktivitasnya.”
Kategori ketiga yang diperoleh Bank Sulteng adalah The Best Bank in Retail Banking Services. Kinerja bisnis perbankan ini mengukur pertumbuhan jumlah tabungan, pertumbuhan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (KUKM), serta rasio current account and saving account (CASA) berdasarkan laporan keuangan tahun 2014-2015.
Pada kategori ini, Bank Sulteng berhasil menambah 10 ribu nasabah baru dalam rangkaian program Simpel (Simpanan Pelajar) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Penyaluran kredit UMKM berhasil menyasar 3.000 nelayan dan 25 kelompok tani, yang dipadukan dengan asuransi gagal panen. “Satu petani mendapatkan 7,5 juta bantuan kredit UMKM,” ujar Haris.
Terobosan lain yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan retail adalah dengan menyiapkan garda depan perbankan yang lebih berkualitas, yaitu di bagian frontliner, customer service, dan teller, untuk melayani konsumen dengan lebih cepat dan memuaskan. “Kami mengirim karyawan ke Surabaya untuk belajar service perbankan, mulai cara berpakaian, bertutur kata, serta ketepatan dan kecepatan pelayanan ke nasabah. Setiap angkatan ada 20 orang, sekarang sudah 120 orang,” kata Haris.
Perubahan kultur merupakan tantangan terberat bagi Bank Sulteng. Budaya kerja business as usual, di mana nasabah datang kemudian dilayani, diubah menjadi jemput bola ke nasabah perbankan. “Kalau dulu, nasabah disuruh antre untuk transaksi di loket bank. Sekarang jumlah loket, cabang, dan ATM diperbanyak. Intinya, berikan pelayanan yang dapat melampaui kepuasan nasabah,” ucap Haris. (*)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini