Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
INFO NASIONAL– Bea Cukai Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta kembali menambah deretan perusahaan penerima fasilitas kawasan berikat. Selain menjalankan tugas dan fungsi Bea Cukai sebagai industrial assistance, hal ini dilakukan untuk mendukung pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Berusaha.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kepala Kantor Bea Cukai Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta Parjiya menjelaskan, penerbitan fasilitas kawasan berikat saat ini hanya memakan waktu satu jam. “Bea Cukai berupaya mendorong pemanfaatan fasilitas ini dengan mempercepat penerbitan izin tersebut. Dalam waktu kurang dari satu jam setelah presentasi proses bisnis oleh perusahaan, izin fasilitas sudah bisa diterbitkan,” ujar Parjiya, Kamis, 11 April 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kali ini, Bea Cukai menerbitkan izin fasilitas kawasan berikat kepada PT Woneel Midas Leathers (WML) yang terletak di Gunung Kidul. Perizinan yang diberikan ini merupakan perizinan kawasan berikat ketujuh yang telah diterbitkan Bea Cukai Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada 2019.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang Fasilitas Kepabeanan dan Cukai Kantor Wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta Juli Tri Kisworini menyatakan, untuk memperoleh fasilitas kawasan berikat, salah satu syarat yang harus dipenuhi perusahaan adalah menyelenggarakan IT Inventory dan menyediakan CCTV.
“Perusahaan harus memiliki IT Inventory yang berpedoman pada Perdirjen Bea dan Cukai Nomor 09/BC/2014. IT Inventory harus real time, kontinu, bisa mentrasir dokumen pabean (traceable), serta merupakan subsistem dari sistem akuntansi perusahaan yang menghasilkan laporan keuangan,” ujarnya.
WML merupakan perusahaan yang bermarkas di Korea Selatan. Sebelumnya, di Indonesia, telah memiliki pabrik di Tangerang dan sekarang di Gunung Kidul sebagai lokasi produksinya. Perusahaan ini bergerak di industri pembuatan sarung tangan. Mulai sarung tangan untuk keperluan kegiatan outdoor/olahraga hingga sarung tangan untuk keperluan kemiliteran.
Hasil produksi selanjutnya sebagian besar akan di ekspor ke Amerika dan sebagian kecil ke Eropa juga Asia. Untuk menjalankan proses produksinya, perusahaan yang mempunyai luas lahan 15.720 meter persegi ini berencana merekrut 1.400 tenaga kerja secara bertahap.
Dengan fasilitas fiskal berupa penangguhan Bea Masuk dan PDRI tidak dipungut, selain membantu perusahaan mengembangkan bisnisnya, akan menghasilkan dampak ekonomi positif, terutama di daerah Gunung Kidul. (*)