Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Berdamai dengan Si Manis Diabetes

Tujuan pengelolaan diebetes itu untuk menghilangkan gejala dan mencegah komplikasi.

24 Desember 2018 | 00.18 WIB

Acara Ngobrol@Tempo yang diselenggarakan sebagai bentuk kerja sama Tempo Media Group dan RSUP Sanglah, Denpasar, bertema "Berwisata Sambil Tetap Menjaga Si Manis Diabetes" pada 14 Desember 2018 .
Perbesar
Acara Ngobrol@Tempo yang diselenggarakan sebagai bentuk kerja sama Tempo Media Group dan RSUP Sanglah, Denpasar, bertema "Berwisata Sambil Tetap Menjaga Si Manis Diabetes" pada 14 Desember 2018 .

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

INFO BISNIS - Pulau Dewata tak pernah sunyi dari kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara sepanjang tahun. Bahkan Badan Pusat Statistik (BPS) Bali melansir peningkatan jumlah wisatawan mancanegara naik hingga 11,35 persen pada Oktober 2018 dibanding bulan yang sama pada tahun lalu. Destinasi-destinasi wisata baru pun bermunculan di Bali. Belum lama ini, Kementerian Pariwisata menobatkan Bali menjadi salah satu dari tiga destinasi wisata kuliner di Indonesia selain Bandung dan Joglosemar (Yogyakarta, Solo, serta Semarang). Namun apakah hanya orang sehat saja yang bisa berwisata?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Penderita diabetes, misalnya, tetap saja bisa melancong ke berbagai penjuru destinasi menarik di Nusantara. Ke Bali, salah satunya. “Sebelum berlibur, sebaiknya periksa ke dokter. Kemudian jangan lupa membawa alat pengukur gula darah dan tekanan darah, obat-obatan yang harus diminum, termasuk insulin, bagi yang membutuhkan, juga alamat-alamat rumah sakit atau klinik terdekat di tujuan wisata,” kata Agust I Wayan Harimawan, ahli gizi dari RSUP Sanglah, Denpasar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Agust menyampaikan hal tersebut dalam acara Ngobrol@Tempo yang diselenggarakan sebagai bentuk kerja sama Tempo Media Group dan RSUP Sanglah, Denpasar, bertema “Berwisata Sambil Tetap Menjaga Si Manis Diabetes” pada 14 Desember 2018 . Kegiatan di ruang aula RSUP Sanglah yang didukung Ajinomoto, Garda Medika, dan Jagak ini berlangsung semarak.

Pertanyaan pun muncul mengenai makanan apa saja yang boleh atau harus dihindari untuk penderita diabetes, apalagi jika sedang bepergian. “Konsumsi lebih banyak makanan berserat, sayur, dan buah-buahan, bukan berarti menghindari karbohidrat seperti nasi dengan diet berlebihan, hanya disesuaikan dengan takarannya. Gizi harus seimbang,” ucap Agust, menjelaskan. “Konsumsi biji utuh karena mampu mengontrol kadar gula darah”.  Ia pun menjelaskan, untuk membatasi penggunaan garam, dapat menggantinya dengan bumbu penyedap UMAMI dengan takaran tepat.

Dayu, penderita diabetes, menanyakan pula terkait dengan pantangan makan. “Tidak ada larangan, hanya pembatasan sesuai dengan kebutuhan kalori,” ujar Agust, menjawab. “Konsumsi lah makanan dengan gizi seimbang agar di satu sisi otak mendapat suplai makanan yang cukup dan di sisi lain kadar gula darah tetap terkontrol,” tuturnya.

Dalam kesempatalan lain, Ketut Suastika mengatakan, “Diabetes merupakan induk dari berbagai penyakit karena bisa menyebabkan komplikasi ke jantung, ginjal, kelainan saraf, mata, dan sebagainya,” ujar dokter spesialis penyakit dalam RSUP Sanglah, yang juga mantan Rektor Universitas Udayana itu. “Gula darah yang rendah jauh lebih berbahaya dan mengkhawatirkan daripada gula darah tinggi,” katanya.

Ketut menjelaskan, apa itu diabetes dengan gamblang. “Diabetes merupakan penyakit metabolik  yang ditandai peningkatan kadar glukosa darah dengan gejala klasik, seperti banyak makan, banyak minum, banyak kencing, serta berat badan menurun ,” ucapnya. “Tujuan pengelolaan diebetes itu untuk menghilangkan gejala dan mencegah komplikasi,” ujarnya.

Kegiatan, yang diikuti puluhan peserta ini, di antaranya dari klub diabetes RSUP Sanglah, dipandu S. Dian Andryanto dari Tempo Media Group serta dihadiri I Ketut Sudartono selaku Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Sanglah. “Ini menjadi rangkaian kegiatan hari jadi RSUP Sanglah yang ke-59 tahun  pada 30 Desember nanti. Kegiatan ini merupakan edukasi kesehatan positif bagi masyarakat untuk terus melakukan pola hidup sehat sambil berwisata sekali pun,” kata I Ketut Sudartono.

"Ngobrol@Tempo dengan tema kesehatan ini sudah kami lakukan di beberapa kota, antara lain di Manado, Medan, dan sekarang Bali. Semoga nanti kegiatan ini bisa berlangsung di kota-kota lainnya sebagai kontribusi Tempo Media Group mengedukasi kesehatan untuk masyarakat," kata Group Head Marketing Tempo Media Group Maria Magdalena Ekawati.

Acara ini juga diisi kegiatan senam bersama peserta dan pemberian hadiah-hadiah bagi para penanya. Banyak pertanyaan masih belum terlontar karena waktu yang terbatas, tapi pesan untuk selalu hidup sehat dengan menjaga asupan gizi seimbang dan aktivitas fisik secara rutin akan terus digaungkan.  “Tetap bergembira saat berwisata, tapi harus selalu menjaga kadar gula bagi penderita diabetes,karena sehat itu mahal harganya,” tutur Ketut Suastika disambut tepuk tangan hadirin. (*)

 

Charles

Charles

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus