Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - PT Brantas Abipraya (Persero) berkomitmen membangun negeri lewat sederet karya bendungan yang tersebar di Indonesia. BUMN yang lahir 41 tahun lalu ini membuktikan dengan merampungkan 42 paket bendungan sepanjang 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Iya, dan Januari ini bendungan kami juga baru saja diresmikan Presiden Joko Widodo, yaitu Bendungan Multifungsi Bintang Bano yang terletak di Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Ini merupakan bendungan terbesar di NTB,” ujar Miftakhul Anas, Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bendungan ini nantinya dapat membendung aliran Sungai Brang Rea dengan total kapasitas tampung 65,84 juta m3 dan luas genangan 277,52 ha. Mampu mengairi lahan seluas 6.695 ha sebagai pendukung pertanian di Sumbawa Barat.
Pembangunan bendungan ini sangat diperlukan dalam pengendalian banjir ulangan 25 tahun di Taliwang. Pasalnya, bendungan yang termasuk dalam salah satu proyek strategis nasional (PSN) ini dapat mereduksi banjir sekitar 22 persen atau setara 647 meter kubik/detik. Tak hanya itu, bendungan ini pun juga dapat menghasilkan air baku sebesar 555 liter/detik. Kehadiran bendungan ini juga memberi manfaat untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) sebesar 8,8 Mega Watt.
Selain Bendungan Multifungsi Bintang Bano, saat ini Brantas Abipraya juga tengah merampungkan 15 paket pekerjaaan pembangunan bendungan yang juga merupakan PSN. Beberapa diataranya adalah Bendungan Bener yang terletak di Purworejo-Jawa Tengah yang bakal menjadi bendungan tertinggi di Indonesia, Bendungan Semantok di Nganjuk, Jawa Timur yang nantinya akan menjadi bendungan terpanjang se-Asia Tenggara, Bendungan Ciawi di Jawa Barat yang merupakan bendungan kering pertama di Indonesia, serta Bendungan Sepaku Semoi di Kalimantan Timur (Kaltim) yang akan menunjang Ibu Kota Negara (IKN) baru.
Anas berharap, seluruh infrastruktur sumber daya air yang sedang dikerjakan dan telah dirampungkan ini juga menjawab tantangan climate change atau perubahan iklim. Seperti diketahui, hal ini membuat terjadinya kekurangan air pada musim kemarau yang berkepanjangan, atau curah hujan yang tiba-tiba sangat tinggi dan menyebakan bencana banjir.
Tak hanya membesut bendungan-bendungan dengan infrastruktur yang unggul, lewat anak usahanya yaitu Brantas Energi (BREN), Brantas Abipraya turut mendukung pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia melalui pembangunan dan pengoperasian beberapa PLTM dan PLTS.
Adapun beberapa PLTM yang telah dibangun dan beroperasi adalah PLTM Padang Guci-1 3X2 MW, PLTM Sako-1 2X3 MW, PLTM Padang Guci-2 2X3,5 MW dan PLTS Gorontalo sebesar 2 MWp. BUMN konsturksi ini lewat BREN menargetkan mampu mengoperasikan PLTM Maiting Hulu-2 di Toraja Utara, Sulawesi Selatan, pada tahun ini.
Anas menjelaskan bahwa Brantas Abipraya juga bekolaborasi dengan PT Wika Industri Energi melalui pembangunan PLTS terapung di bendungan-bendungan Barang Milik Negara (BMN) pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Pembangunan bendungan dan pembangkit listrik menjadi sangat penting, inipun merupakan bukti Brantas Abipraya selalu hadir untuk Indonesia dalam mempersiapkan infrastruktur guna mendukung Pemerintah dalam mengatasi tantangan perubahan iklim global. Melalui bendungan kita dapat meningkatkan produktifitas pertanian, memudahkan masyarakat sekitar dalam memperoleh air bersih yang bermanfaat untuk kepentingan masyarakat, serta meningkatkan perekonomian masyarakat,” kata Anas. (*)