Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Diskusi Kebangsaan MPR dengan Netizen Palembang

Sekretariat Jenderal MPR mengajak netizen menjadi instrumen
edukasi tentang kebangsaan kepada publik.

11 Desember 2016 | 16.08 WIB

Sekretariat Jenderal MPR mengajak netizen menjadi instrumen edukasi tentang kebangsaan kepada publik.
Perbesar
Sekretariat Jenderal MPR mengajak netizen menjadi instrumen edukasi tentang kebangsaan kepada publik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

INFO MPR - Diskusi dan saling tukar pikiran berlangsung hangat antara netizen di Kota Palembang dan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI). Dalam acara Netizen Palembang Ngobrol Bareng MPR RI di Hotel Santika, Palembang, pada 11 Desember 2016, Sekretariat Jenderal MPR RI mengajak netizen di Kota Palembang ikut menjadi instrumen edukasi kebangsaan.


"MPR ingin mengajak semuanya untuk bersama mensosialisasi empat pilar MPR RI, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Sosialisasi bukan perkara mudah. Negara berupaya. Tapi, tanpa bantuan semua kalangan, termasuk netizen, tentu hasilnya tidak maksimal. Netizen sebagai salah satu stakeholder kami ajak bersama mensosialisasi empat pilar MPR RI," ujar Sekretaris Jenderal MPR RI Ma'ruf Cahyono.


Lebih lanjut, Ma'ruf menuturkan, dengan berkembangnya dunia digital sekarang ini, netizen berperan sebagai instrumen pendidikan. "Dengan spirit mengedukasi masyarakat, netizen dengan beragam latar belakang dan komunitas tentunya punya kemampuan masuk berbagai elemen masyarakat," kata Ma'ruf.


Puluhan netizen dari Kota Palembang yang hadir berasal dari komunitas dan independen. Tercatat, komunitas Blogger Wong Kito, Kompasiana Palembang, Blogger UNSRI, Blogger Perempuan, influencer sosial media, penulis buku, dan Emak-emak Blogger hadir dalam acara itu.


"MPR mempunyai program utama empat pilar MPR yang harus disebarkan ke segala elemen masyarakat. Segmentasi masyarakat kita luas, sehingga MPR ingin bermitra dengan netizen dalam pembangunan karakter bangsa lewat empat pilar. Nanti, dengan bahasa para netizen lewat komunitas masing-masing, mereka bisa ikut mensosialisasi sesuai dengan background-nya," ucapnya.


Menurut Ma'ruf, MPR juga bertugas dalam pengkajian tata negara dan implementasinya. "Membedah konstitusi untuk menjadi yang lebih baik," ujar Ma'ruf. Disebutkan pula bahwa MPR punya badan pengkajian dan lembaga pengkajian untuk terus belajar tentang sistem konstitusi yang sesuai dengan perkembangan zaman sesuai dengan standar kehidupan. Selain fungsi itu, diungkapkan tentang fungsi penyerapan aspirasi masyarakat.


Dalam diskusi tersebut, beberapa pemikiran muncul dari netizen Kota Palembang. Seperti dari Ferdiansyah Rifai dari Komunitas Blogger Wong Kito. "Menurut saya, problem utama yang dihadapi saat ini adalah banyak anak-anak muda yang belum mengerti mengapa harus bernegara," tutur mahasiswa yang belajar ilmu politik tersebut.


Sementara itu, Kartika Lestari dari komunitas Kompasiana Palembang memberi masukan tentang saluran edukasi kebangsaan lewat sinetron. "Mungkin bisa mengedukasi lewat sinetron dengan memasukkan nilai Pancasila dan kenegaraan dalam adegan-adegan di sinetron," katanya. Ma'ruf mengapresiasi pemikiran dan aspirasi yang muncul. (*)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus