Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Go Digital, Strategi Baru Jualan Pariwisata

Sistem pemasaran ini diyakini bisa mempercepat proses
pemasaran paket-paket wisata Nusantara oleh travel agent.

17 September 2016 | 13.26 WIB

Sistem pemasaran ini diyakini bisa mempercepat proses pemasaran paket-paket wisata Nusantara oleh travel agent.
Perbesar
Sistem pemasaran ini diyakini bisa mempercepat proses pemasaran paket-paket wisata Nusantara oleh travel agent.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

INFO TRAVEL - Forum Rakornas Kementerian Pariwisata (Kemenpar) III dengan tema: “Go Digital be The Best”, 15-16 September 2016 di Ecopark, Ancol, Jakarta, semakin mengukuhkan peran digital dalam memasarkan industri pariwisata nasional pada masa mendatang.


Menpar Arief Yahya menyebut, siapa yang menguasai komunitas anak muda, dialah yang berpotensi “winning the future market”. Saat ini mereka sudah masuk ke era digital lifestyle. Sadar atau tidak, kini sudah terjadi pergeseran perilaku masyarakat dimana teknologi digital sudah mengubah customer behavior, menuju layanan gerak (mobile), personal dan interaktif.


“Saat ini search and share melalui digital di pariwisata sudah mencapai 70 persen. Walk in service dengan meminta customer datang langsung ke kantor travel agent untuk reservasi tiket dan memilih paket wisata sudah tidak bisa lagi diandalkan,” ujar Arief Yahya.


Karena itu, Kemenpar meluncurkan TXI Digital Market Place untuk melindungi dan mengembangkan travel agents konvensional skala kecil dan menengah. Lalu, menyediakan platform berisi paket-paket pariwisata bagi para pelaku travel agents industry untuk berjualan di lapak digital.


“Kami menyediakan rumah untuk memfasilitasi orang search atau look, book, hingga ke pay. Silakan bikin paket-paket wisata di semua destinasi di Tanah Air, nanti dipasarkan di TXI Digital Market Place. Syaratnya, harus punya website dan calendar of events selama satu tahun,” ungkapnya.


Menpar menyebut, platform tersebut akan memudahkan visitors atau calon customers untuk bertransaksi. Mereka bisa melihat, memilih paket yang cocok, lalu booking dan membayar dengan berbagai skema. Tidak harus membuang waktu dengan datang ke kantor travel dan bertransaksi manual. “Kini, sudah era digital dan cepat atau lambat akan menuju ke sana,” ungkap Arief Yahya.


Dia mencontohkan, ada look company seperti Google, Baidu, dan Trip Advisor, yaitu Booking.com, Ctrip atau Alitrip, Traveloka, dan lainnya. Sedangkan payment company-nya, bisa menggunakan aplikasi Paypal, Alipay, Amazon, dan lainnya.


“Saya melihat Malaysia dan Thailand tidak terlalu hebat di bidang digital marketing, tetapi mereka sudah lebih dulu menggunakan fasilitas teknologi informasi tersebut. Karena itu, kita segera masuk sistem digital,” ungkapnya.


Menurut Arief Yahya, di sector digital marketing inilah Indonesia bisa unggul dan menjadi juara dunia. Seperti yang dilakukan Angkasa Pura II di Soekarno Hatta yang mendahulukan pembangunan non fisik untuk quick win.


Alhasil, meski secara fisik masih ketinggalan tetapi performance perusahaan tetap tinggi. “Untuk mengejar ketertinggalan dari negara lain, tidak ada pilihan bagi industri pariwisata nasional, kecuali ‘Go Digital’,” pungaks Arief Yahya. (*) 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus