Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
INFO PURWAKARTA - Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memanfaatkan momentum Hari Kelahiran Pancasila, Kamis, 1 Juni 2017, untuk meluncurkan program Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank Beras Perelek (BBP). "Ini, sebagai pengejawantahan dari Sila ke lima, :Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesisa," kata Kang Dedi di sela-sela peluncuran ATM BNP di Desa Wanakerta dan Desa Dangdeur, Kecamatan Bungursari.
Sejauh ini, ujar Kang Dedi, masih banyak di antara kita yang memandang Pancasila baru sebatas pengakuan saja dan belum melangkah kepada upaya aplikasi "Kami di Purwakarta, semua berkomitmen mengamalkan isi Pancasila itu," ucapnya.
Program ATM BBP yang menjadi lanjutan dari program Beas Pelerek yakni bentuk subsidi silang dalam bentuk beras atau bisa dikonversikan dengan uang tunai dari keluarga mampu kepada keluarga tidak mampu yang dikelola oleh aparat desa.
Setiap warga yang mampu biasanya menyetor satu gelas beras premium setiap hari atau dalam bentuk uang Rp 2.500. Ada pun di jajaran pemerintahan, para ASN mulai dari golongan III, IV dan seterusnya dibebani sumbangan Rp 2.500, Rp 5.000, Rp7.500 sampai Rp 10 ribu.
Di perusahaan swasta juga diterapkann standar yang sama, kecuali untuk para karyawan asingnya yang berpengadilan rata-rata Rp 20 jutaan, ada perbedaan nilai subsidi yang cukup signifikan.
"Intinya, dari Program Beas Perelek ini, kami ingin melepaskan warga miskin dari konsumsi beras sejahtera (rastra) dan menggantinya dengan beras premium yang gratisan," jelas Kang Dedi. Ia menambhakan, pemimpin yang masih membiarkan warganya makan beras rastra, menurutnya tidak Pancasilais.
Setiap warga miskin di Purwakarta akan mendapat Kartu ATM BBP untuk mengambil jatah beras gratisnya itu. Setiap keluarga memperoleh 15-20 kilogram jatah beras premium yang bisa diambil di ATM BBP yang ada di RW masing-masing.
Pada tahap awal, Kang Dedi, telah membuat 100-an ATM BBP di seluruh Purwakarta. "Target kami, medio Juli 2017, di semua RW sudah ada ATM BBP dan semua warga miskin di Purwakarta sudah terbebas dari konsumsi rastra yang didistribusikan Bulog," tuturnya.
Ia menyebutkan jumlah warga penerima manfaat rastra di daerahnya mencapai 46.582 kepala keluarga (KK) dengan total rastra 697.730 kilogram per bulannya. Atau setiap keluarga rata-rata menerima 15 kilogram per bulan.
Mak Endeng, 70 tahun, warga Desa Wanakerta, mengaku senang mendapatkan jatah pertama beras perelek sebanyak 3 kilogram di ATM BBP.
"Alhamdulillah, berasnya bagus, gratis lagi," kata wanita jompo ini. Sebelumnya, ia mengaku mendapatkan jatah rastra sebulan limakilo gram tapi harus membelinya Rp 2.500 per kilogramnya.
Seluruh stok beras yang dipasok ke ATM BPP di Desa Wanakerta merupakan sumbangan dari para karyawan PT. Sumi Indo yang berlokasi di kawasan Kota Bukit Indah (KBE).
"Karyawan kami ada 1.400 orang dengan penghasilan rata-rata Rp 4 jutaan per bulan. Dan sumbangan Rp2.500 - Rp 5.000 per hari, kami pikir nggak sebarapa lah. Kan ini untuk kebaikan," ujar Ade Suryani, Ketua Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) PT. Sumi Indo. Selain karyawan lokal, ekspatriat juga juga ikut menyumbangkan sebagian penghasilannya untuk program ini.(*)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini