Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Jokowi dan Jusuf Kalla pun Terkesima Wayang Ajen

Wayang Ajen didukung oleh Kementerian Pariwisata dan telah diakui UNESCO.

31 Oktober 2016 | 15.00 WIB

Wayang Ajen didukung oleh Kementerian Pariwisata dan telah diakui UNESCO.
Perbesar
Wayang Ajen didukung oleh Kementerian Pariwisata dan telah diakui UNESCO.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

INFO TRAVEL - Tepuk tangan membahana terdengar di penjuru Istana Negara pada peringatan Sumpah Pemuda, Jumat, 28 Oktober 2016, saat Ki Dalang Wawan Gunawan dari Jawa Barat menyajikan pertunjukan Wayang Ajen.

Presiden Joko Widodo (Jokowi), Wakil Presiden Jusuf Kalla, sejumlah menteri Kabinet Kerja, dan sekitar 5.000 penonton terkesima melihat adegan wayang yang didukung oleh Kementerian Pariwisata dan telah diakui badan PBB untuk bidang pendidikan dan kebudayaan atau UNESCO.

Ada banyak dalang dan jenis wayang yang tampil bareng dalam satu panggung. Dari Ciamis ada Wayang Landung dan Bebegig, kemudian dari Bandung ada wayang orang yang ikut dirangkul. Sedangkan dari Yogyakarta ada transformasi wayang kulit yang divisualkan dalam bentuk wayang pulo. Bagaikan musik orkestra, semua dalang yang memainkan aneka jenis wayang tadi bisa menyatu dengan apik di bawah komando Ki Dalang Wawan Gunawan.

Menurut Wawan, kolaborasi jenis wayang itu hanya diberi waktu tujuh menit. Waktu 10 menit yang sempat diberikan di awal latihan dipadatkan lantaran banyak atraksi yang dihadirkan hingga pukul 21.50 WIB itu. "Saya pernah tampil 58 detik. Ketatnya durasi sudah bukan barang baru bagi Wayang Ajen," tuturnya.

Sajian musiknya juga tergolong tak biasa. Hampir semua wilayah di Nusantara dimasukkan ke dalamnya, mulai musik tradisional Sumatera, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, hingga kawasan perbatasan Indonesia.

Penampilan wayang dibentuk sedemikian rupa sehingga tampak seperti Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. "Ada juga wayang raksasa setinggi 2,5 meter. Ini adalah buah perjalanan Wayang Ajen yang pernah tampil di 49 negara selama 17 tahun. Jadi warna-warna menarik di berbagai belahan dunia ikut dibawa ke istana,” katanya.

Wawan menyebutkan, penampilan semacam ini pernah dipertontonkan saat Festival de Titeres de Canarias 2009 di Spanyol. "Kami pernah tampil juga di Yunani, Belanda, Prancis, Italia, serta di Rusia pada 2012," ujarnya.

Ada pesan yang disampaikan dalam pertunjukan tersebut. Terdapat filosofi bahwa Indonesia akan terus bersaing dengan bangsa-bangsa lain di seluruh dunia dan mencari peluang untuk tampil sebagai bangsa pemenang. “Ini seperti perang yang diterjemahkan dalam bentuk kerja, kerja, dan kerja,” kata Wawan.

Pesan lain adalah perang melawan pungutan liar atau pungli. “Dengan lakon wayang, pesannya akan lebih mudah terserap ke masyarakat, sesuai dengan keinginan Menteri Pariwisata Arief Yahya," ucapnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus