Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Kang Dedi:Pembangunan Air Mancur Sri Baduga Awalnya Dianggap Mustahil.

Kang Dedi mengaku bangga, sebab, semula pembangunan Air Mancur yang dianggap mustahil itu akhirnya mewujud.

20 Februari 2017 | 11.44 WIB

Kang Dedi mengaku bangga, sebab, semula pembangunan Air Mancur yang dianggap mustahil itu akhirnya mewujud.
Perbesar
Kang Dedi mengaku bangga, sebab, semula pembangunan Air Mancur yang dianggap mustahil itu akhirnya mewujud.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
INFO PURWAKARTA - Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengatakan, pada awalnya, hampir semua orang pesimistis rencana pembangunan Taman Air Mancur Sri Baduga tidak akan terwujud.
"Tetapi, yang semula dikatakan tidak mungkin itu bisa dibuktikan dengan semangat kerja, kerja dan kerja," ujar Kang Dedi, sapaan Dedi Mulyadi, saat ditanya soal kenangan membangun Taman Air Mancur Sri Baduga di kantornya, Senin, 20 Pebruari 2017. "Bahkan, air mancur ini sekarang masuk daftar destinasi Wonderful Indonesia."

Sebabnya, Kang Dedi, ketikan meresmikan air mancur senilai Rp 56,8 miliar itu, Sabtu malam, 18 Pebruari 2017,  mengajak sekitar 8 ribuan penonton yang menyaksikan langsung prosesi peresmian untuk mengucapkan tiga kali kalimat ini:"Saya bahagia beserta keluarga." Dan capan itu langsung diamini para penonton sambil menepuk dada bagian kiri.

Kang Dedi mengungkapkan, pembangunan bidang pariwisata di Purwakarta termasuk destinasi Taman Air Mancur Sri Baduga, yang kini menjadi ikon pariwisata daerahnya selalu dilakukan dengan sentuhan nilai -nilai budaya.

"Tidak mungkin ada pembangunan pariwisata kalau tidak berangkat dari budaya," tutur Kang Dedi. Nilai budaya tersebut juga dicerminkan melalui lelaku kebersamaan, keberagaman, toleransi dan menyingkirkan persoalan perbedaan. "Makanya, kalau orang Sunda tidak toleran berarti tidak hafal soal kebudayaan Sunda."

Pada akhirnya nilai-nilai budaya adiluhung yang telah dicontohkan oleh pemimpin masyarakat Sunda, seperti Raja Pajajaran, Prabu Siliwangi atau Sri Baduga selama 1.500 tahun kekuasaannya, telah melahirkan kebebasan hak untuk hidup buat siapa pun untuk kepentingan kesejahteraan rakyatnya.

Soal manfaat kehadiran Taman Air Mancur Sri Baduga, Dedi mengungkapkan, selama ini dan seterusnya, Pemkab Purwakarta tidak akan mengkomersilkan keberadaan air mancur berjoget seharga Rp 56,9 miliar tersebut.

Tetapi, efek dari kehadiran wisatan lokal, regional, nasional dan internasional ke Purwakarta telah mampu mendongkrak sisi ekonomi warga. Di sekitar lokasi air mancur ada sekitar 1.000-pelaku ekonomi kuliner, mereka memperoleh pendapatan rata-rata Rp 2 juta per orang. 

"Artinya, setiap ada pertunjukan atraksi air mancur ada uang masuk Rp 2 miiar yang dinikmati masyarakat Purwakarta," ucap Kang Dedi. Itu belum termasuk imbas kepada pelaku usaha perhotelan yang setiap akhir pekan selalu dipenuhi pelancong.

Ada pun Menteri Pariwisata, Arief Yahya, dalam sambutannya mengatakan, keberadaan Taman Air Mancur Sri Baduga lebih bagus ketimbang air mancur yang ada di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab dan Guangzau, Tiongkok, termasuk air mancur di Singapura.

"Taman Air Mancur Sri Baduga menjadi yang terbesar di Asia Tenggara," katanya. Hanya saja, konten ornamennya perlu ditambah agar lebih indah dari air mancur di Singapura. "Air mancur Singapura memiliki ornamen seni yang bagus, sedangkan air mancur Purwakarta memadukan teknologi seni," tuturnya. 

Tetapi, dalam soal seni, jangan khawatir tak mampu melebihi air mancur Singapura, sebab, "Kita memiliki seorang maestro seniman tradisional yang ulung yakni Pak Zaini Arif." Zaini yang didaulat ke atas panggung peresmian oleh Arif, adalah seniman asli Subang y!ang sudah mendunia dan telah merubah wajah banyak tempat destinasi wisata di Indonesia termasuk Purwakarta.

Arif juga meninyinggung ihwal target kunjungan wisata minimal 1 juta wisatawan ke Purwakarta di tahun 2017. "Jika setiap wisatawan membelanjakan uangnya rata-rata Rp1 juta, maka, dalam satu tahun ada pergilran uang di industri pariwisata Purwakarta sebesar Rp 1 triliun," jelasnya.

Arief mengaku optimistis, dengan posisi Purwakarta yang sangat strategis karena berada diantara Jakarta dan Bandung dan hanya di ditempuh dengan waktu 1 jam saja, para pelancong dalam negeri dan asing akan ramai-ramai mengunjungi Purwakarta.(*)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus