Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peserta pelatihan teknis bagi Penyuluh Pendamping READSI akan mengajar pada sekolah lapang di lokasi asal penyuluh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO BISNIS - Kementerian Pertanian memperkuat peran penyuluh melalui Pelatihan Teknis bagi Penyuluh Pendamping Program READSI. Kegiatan dibuka secara daring di Aula Hasanuudin BBPP Batangkaluku, Senin, 8 Agustus 2022.
Pelatihan ini menargetkan 302 orang penyuluh yang tersebar di 114 Kecamatan, 16 Kabupaten dan 5 Provinsi di 5 titik lokasi, yaitu Balai Diklat Pertanian Sidera Sulteng, Balai Diklat Prov. Gorontalo, UPTD BPSDM Dinas tanaman Pangan dan Peternakan Prov. Sultra, BBPP Batangkaluku dan BBPP Kupang.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, meminta para penyuluh pertanian aktif mengawal dan mendampingi petani. Menurutnya, peran penyuluh sangat penting dalam meningkatkan produktivitas petani.
“Sesuai dengan arahan Presiden RI, kita harus menjamin ketersediaan pangan seluruh rakyat Indonesia. Ini berarti kebutuhan makanan 270 juta rakyat Indonesia wajib kita kawal, tidak boleh terganggu sama sekali,” kata Mentan SYL.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan peran penyuluh dan fasilitator desa pendamping memang vital dalam pembinaan kepada petani guna memastikan penerapan teknologi pertanian yang direkomendasikan. Serta memfasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani.
“Tugas pokok dan Fungsi penyuluh adalah meningkatkan kapasitas petani agar mereka mampu mengimplemantasikan inovasi teknologi sehingga produktivitas pertanian meningkat,” ujar Dedi.
Ia melanjutkan, pelatihan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyuluh dalam bidang teknis pertanian serta meningkatkan kualitas pendampingan penyuluh pertanian kepada petani sebagai sasaran program pemerintah yaitu melalui kegiatan READSI (Rural Empowerment and Agricultural Development Scalling Up Initiative). Terutama dalam hal teknologi benih, pengelolaan hama penyakit (PHT), agronomi, smart farming, pengelolaan limbah pertanian, pengelolaan hasil pertanian, Kredit Usaha Rakyat (KUR), literasi keuangan dan kunjungan lapangan.
"Penyuluh pertanian diharapkan dapat berperan sebagai garda terdepan dalam menjalankan dinamika pembangunan pertanian. Sebagai garda terdepan penyuluh pertanian bertugas mendampingi, memotivasi dan membina masyarakat tani dalam peningkatan produksi, pendapatan dan kesejahteraan petanian," kata Dedi.
Tugas ini dilaksanakan dengan menumbuhkan dinamika petani secara berkelompok, memberikan pelayanan untuk mendapatkan kemudahan dan aksebilitas terhadap sumber informasi teknologi, pemasaran dukungan permodalan dalam mengembangkan usaha taninya, sehingga petani mau mengubah perilakunya ke arah yang lebih baik.
"Untuk melaksakan tugas ini penyuluh pertanian harus diberdayakan dan difasilitasi serta di imbangi dengan fungsi-fungsi lain seperti pelayanan, dan pengaturan sehingga kegiatan penyuluhan pertanian dapat berjalan lancar dan memberi manfaat yang efektif dalam membantu petanian mencapai kemandirian," tutur Dedi.
Ketua DPW Perhiptani Provinsi Sulawesi Selatan, Kemal Redindo Syahrul Putra, mengatakan menghadapai kondisi pertanian masa kini dan masa yang akan datang diperlukan tenaga penyuluh yang kompeten dan profesional yang bertugas menumbuhkan dinamika petani.
“Perhiptani sebagai organisasi profesi yang bersifat keilmuan, keahlian, persaudaraan, kemasyarakatan dan kemandirian dan tidak berafiliasi dengan organisasi politik dan Perhiptani yang beranggotakan para penyuluh pertanian, pemerhati pertanian dan para pakar dibidang pertanian, mempunyai tanggung jawab untuk membantu mendorong peningkatan kompetensi dan profesionalisme penyuluh pertanian. Penyuluh Perhiptani Sebagai organisasi profesi pertanian telah diakui oleh pemerintah dan telah mendapatkan legitimasi organisasi harus selalu hadir menjadi Mitra Petani,” tutur Kemal.
“Oleh sebab itu tugas penyuluh pertanian diharapkan dapat memberikan pelayanan, untuk mendapatkan kemudahan dan aksebilitas terhadap sumber teknologi, pemasaran serta dukungan pembiayaan dan pengembangan usha tani.”
Narasumber pada pelatihan ini terdiri dari widyaiswara UPT Pelatihan Pusat dan UPT Pelatihan Provinsi, peneliti, petugas POPT, petugas Benih, praktisi dan perbankan.
Materi atau kurikulum yang terdapat pada pelatihan ini terdiri dari 7 materi kelompok inti dan 1 kali kunjungan lapangan yang meliputi: Teknologi Benih, Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu, Teknologi Smart Farming, Pengolahan Hasil Pertanian (Nilai Tambah). Pengolahan Limbah Pertanian (By-Product). Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Literasi Keuangan.
Peserta pelatihan teknis bagi Penyuluh Pendamping READSI akan mengajar pada sekolah lapang di lokasi asal penyuluh. Selain itu, peserta pelatihan ini juga akan menjadi fasilitator pada Pelatihan Literasi Keuangan bagi Perwakilan Rumah Tangga Petani di wilayah Program READSI yang akan dilaksanakan pada Tanggal 20 – 24 Agustus 2022 di 342 Desa secara serentak yang direncanakan akan dibuka oleh Menteri Pertanian di BBPP Batangkaluku ini.
Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Leli Nuryati, berharap petani yang ada di lokasi READSI akan mendapatkan materi dan pendampingan oleh penyuluh tentang literasi keuangan bagaimana mengelola keuangan keluarga. Perwakilan dari setiap kelompok tani akan dilatih tiap satu rumah tangga akan diwakili oleh dua orang (suami-istri) sehingga mereka mampu meningkatkan produksi, pendapatan hingga pengetahuan penanganan pasca-panen dan mendapatkan nilai tambah. (*)